Stok Pupuk Bersubsidi di NTB Aman

udin abay | Rabu, 17 Agustus 2016 , 14:05:00 WIB

Swadayaonline.com - Direktur PT. Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) di jamin aman hingga 5 bulan kedepan. Hal tersebut diungkapkan di sela-sela kunjungana Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di NTB. (19/8/2016).

Stok pupuk bersubsidi pertanggal 16 Agustus 2016 adalah 69.770 ton, sepuluh kali lipat dari ketentuan stok pemerintah yaitu 5.425 ton. Stok pupuk urea bersubsidi 35.151 ton, 4.104 ton SP-36, 6.632 ton ZA, 18493 ton NPK, dan 5.389 ton organik. Jumlah stok pupuk bersubsidi mencapai 1.28 juta ton.

Aas mengatakan, PT. Pupuk Indonesia berkomiten mengamankan pasokan pupuk untuk berjaga-jaga menghadapi musim tanam. “Fenomena iklim dan cuaca belakangan ini membuat terjadinya pergeseran musim tanam. Untuk antisipasi lonjakan kebutuhan kami akan buat kebijakan untuk membangun stok diatas ketentuan,” tambahnya.

Hingga bulan Agustus melalui anak perusahaannya, Pupuk Kaltim dan Petrokimia Gresik sudah menyalurkan 152.271 ton pupuk bersubsidi untuk wilayah NTB. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan pupuk di lapangan juga telah dibuat penerapan sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok untuk memastikan pupuk sampai ke petani. Selain itu ada pemberian warna khusus (bag code) sebagai deteksi untuk karung pupuk bersubsidi.

“Kami juga menambah gudang penyangga untuk melayani daerah-daerah remote sehingga pupuk bisa cepat sampai ke petani. Saya himbau kepada kelompok tani membuat RDKK, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena sring terjadi kendala petani belum terdaftar di RDKK, sehingga tidak mendapat jatah pupuk bersubsidi dan masih ada petani yang belum melakukan pemupukan secara berimbang,” tegas Aas.

Pola pemupukan yang dianjurkan pemerintah saat ini adalah 5:3:2 yaitu 500kg pupuk organik, 300kg NPK, dan 200 kg urea untuk setiap hektar. PT. Pupuk Indonesia merupakan BUMN pupuk yang bertugas untuk mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya sektor tanaman pangan.