GPMT Akan Serap Seluruh Jagung Lokal

udin abay | Senin, 19 September 2016 , 14:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Selain sebagai pangan alternatif, jagung juga sebagai pakan ternak. Kebutuhan jagung pakan ternak saat untuk Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) 700 ribu ton, sedangkan impor sampai saat ini 3,6 juta ton, turun 60 persen dari tahun sebelumnya. Untuk menutupi kebutuhan tersebut, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan dibutuhkan lahan 7000 hektar, namun pemerintah akan menyiapkan 1 juta hektar agar ketersediaannya lebih aman. “Kita membangun pola kemitraan permanen antara petani jagung dengan industri pakan ternak, yaitu dengan melakukan MoU antara Kepala Dinas Pertanian Se-Indonesia dengan GPMT. Dinas Pertanian akan mengembangkan jagung di daerah masing-masing melalui gapoktan, dan nantinya produksinya akan diserap oleh GPMT,” ujarnya.(19/9/2016)

Untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan fasilitas inprastruktur, irigasi, mesin pertanian, pendampingan, pelatihan, benih. “Ekspor jagung tahun lalu 240ribu ton, naik 1000 persen. Untuk sekarang kita akan lebih fokus penuhi dulu kebutuhan dalam negeri. Sehingga mudah-mudahan kedepan tidak ada impor lagi dan pengusaha lebih mencintai jagung lokal,” ujar Amran.

“Biasanya setiap tahun impor jagung naik, tapi tahun ini turun 60 persen. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani karena sudah ada jaminan HPP Rp. 3150/kg petani sudah untung, devisa yang dibelanjakan jagung saat ini menghemat 10 triliun. Seluruh provinsi sudah siapkan lahannya, bahkan di Gorontalo luas arealnya naik dan produksinya juga naik, itu karena HPP sudah menguntungkan petani. Lahan yang digunakan untuk penambahan tanam jagung merupakan lahan tidur, hutan, perhutani, dan lahan intergrasi sawit dengan jagung, kelapa dengan jagung, yang penambahan hasil produksinya sangat banyak  sekali.

Sekretaris Jenderal GPMT, Desianto Budi Utomo mengatakan saat ini kita akan mengikuti perkembangan produksinya, apakah cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan GPMT. Kalau tidak kita tinggal bilang ke Pa’ Menteri. “Sebenarnya kita sudah menjalin kerjasama dengan petani untuk memenuhi jagungnya, namun dengan kesepakatan ini kerjasamanya lebih luas yaitu ada koordinasi dengan pemerintah melalui Dinas Pertanian, dam pemerintah sudah menyiapkan dananya untuk pengembangannya seperti menyiapkan mesin pertanian, benih, pupuk, irigasi,” tegasnya.

“75 pabrik yang ada dari 41 perusahaan, akan menyerap seluruh hasil produksinya. Namun kita akan lihat juga daerah mana yang bisa terjangkau GPMT. Teknisnya, walaupun satu daerah hanya satu perusahaan yang bisa menjangkau, kita akan keroyok sama-sama untuk menyerapnya, walaupun sebenarnya sebenarnya satu daerah bukan hanya satu perusahaan yang bisa menyerap. Selama ini kita mencukupi kekurangan jagung dengan gandum, tapi itu hanya emergency exit. Kalau jagung terpenuhi, maka kemungkinan kebutuhan gandung akan berkurang penggunaan gandum untuk pakan ternak lebih ribet dari segi teknis formulasinya,” ujar Desianto. SY