Cukup Besar Potensi Pengembangan Produksi Kentang

udin abay | Selasa, 04 Oktober 2016 , 11:42:00 WIB

Swadayaonline.com - Di introduksi kentang ke Indonesia dari Eropa dan pada pertengahan abad ke XVIII ditanam Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan Sumatera Utara dengan fungsi bagi masyarakat Indonesia masih terbatas  sebagai bahan baku sayuran dan pangan ringan (Snack). Pada hal potensi pengembangan produksi kentang cukup besar pada dataran rendah dan tinggi sebab dapat menjadi makanan pokok yang dapat mensubtitusi beras karena mengandung karbohidrat sehingga berpotensi mendukung penyediaan pangan pokok dalam rangka diversifiksi pangan.

Menurut Ditjen Hortikultura usaha tani kentang bernilai cukup tinggi  harganya serta tidak berfluktuatif  dan tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat. Perkembangan untuk industri dan ekspor juga mengalami peningkatan misalnya Australia. Sedangkan masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi kentang sebagai sayur.

Akan tetapi pengembangan kentang di Indonesia, terutama dari daerah dataran tinggi menghadapi masalah kelestarian lingkungan sebab erosi dan bahaya tanah longsor dan lain - lain. Varietas hama cukup mendominir tanaman kentang di Indonesia, diantaranya varitas Granola, Atlantik, Cipanas, Carsinut Agrie, Merbabu, Cresno, Tampo dan lain - lain.
Usaha produksi kentang memang memerlukan biaya yang cukup besar, tetapi keuntungannya juga cukup besar Rp. 327.000,- per/ha dan penerimaan sekitarnya Rp. 38.700.000,- sehingga petani memperoleh keuntungan sekitar Rp. 5.000.000,- (hasil analisa  di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur).

Tanah yang sesuai untuk tanaman kentang adalah tanah yang sakurannya dalam  lebih 50 cm, gembur, drainasenya bagus dan banyak mengandung bahan organic, cukup hara makro dan mikro.Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah latusol, aluvial, regosol dan andosol dengan PH berkisar 5 - 6,5. Untuk pertumbuhan umbi kentang diperlukan dengan suhu tanah antara 15 - 20%. Sedangkan kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah 70%.
Hama Penyakit  

Pada tanaman kentang untuk mengendalikan hama dan penyakit organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan melalui strategi pengendalian hama terpadu (PHT) yakni dengan mengkombinasikan dan memadukan beberapa macam komponen pengendalian untuk menekan populasi hama atau penyakit, memperkecil kerusakan tanaman maupun kehilangan hasil.

Beberapa hama dan penyakti yang perlu diketahui para petani diantaranya lalat penggerek daun, pengisap daun, hama penggerek daun, hama kutu  daun persil, ulat tanah, penyakit layu bakerium ralsitoma, penyakit busuk daun, penyakit layu tusarium dan Nemotodasista kuning dan lain - lain.

Untuk lalat penggerek daun  cara pengendaliannya dilakukan dengan cara, yakni pengendalian pisik/mekanik dan pengendalian kimiawi. Pengendalian pisik diantaranya dengan cara dipasang sebelum bibit kentang di tanaman dilakukan pemberatan pestisida yang sudah mendapat izin dan dosisnya dianjurkan.

Pengisap daun untuk pengendaliannya dilakukan dengan cara melakukan penggiliran tanam dengan tanaman yang bukan inang/induk, terutama untuk daerah yang sering terserang trip. Melakukan sanitasi dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang. Disamping itu penggunaan perangkap perekat dengan warna biru atau putih sebanyak 80 - 1000  buah per hektar dan lain - lain.

Cara pengendalian hama penggerek daun diantaranya dengan cara kultur teknis yaitu tidak menanam kentang pada musim kemarau/panas, pengairan yang sesuai untuk mencegah keretakan tanah yang memasukkan ulat ke dalam umbi. Disamping itu menggunakan feromen seks untuk menangkap  dan memonitor populasi hama di lahan dan juga jika perlu menggunakan insektisida selektif dan lain - lain.

Untuk pengendalian hama kutu dilakukan dengan cara melakukan sanitasi dengan membersihkan gulma dan membakar bagian tanaman yang terserang. Disamping itu menanam tanaman di sekeliling pertanaman kentang dengan lebih tinggi dari tanaman kentang terutama yang berwarna kuning, dimana kutu bersarang tersebut bermigarsi  akan hingga terlebih dahulu pada tanaman perangkap dan lain - lain.

Ulat tanah pengendaliannya dengan melakukan sanitasi dan pengolahan tanah yang baik sehingga pupen yang  berada di dalam tanah menjadi mati. Untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara umpan beracun yang terdiri dari campuran dedak, gula merah, air serta insektisida yang disebar sekitar  tanaman kentang dan dilakukan pada sore hari.

Penyakti layu bakteri dalam pengendaliannya dilakukan dengan cara menanam bibit  yang sehat, melakukan rotasi tanaman, sanitasi gulma terutama dari famili terong - terongan  dan lain - lain. Disamping itu dilakukan erasiksi tanaman yang sakit, kemudian dimusnahkan.

Cara pengendalian penyakit busuk daun dilakukan dengan cara diantaranya mempergunakan benih sehat atau tidak menggunakan benih yang berasal dari pertanaman yang terserang. Mengatur waktu tanam dimusim kemarau dan membersihkan sisa tanaman yang  terserang  kemudian di bakar dan lain - lain.

Penyakit layu tusarium cara pengendaliannya diantaranya menggunakan bibit yang sehat dan mengurangi suhu di gudang penyimpanan. Disamping itu dilakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan berasal dari terong terongan  dan lain - lain.

Sedangkan untuk penyakit Nemotoda sista kuning dilakukan  dengan cara membatasi impor bibit kentang dari negara tertentu. Negara tertular untuk pengendalian varitas baru dengan ketentuan dengan cara pelarangan peredaran benih tanpa sertifikat bebas Nemotoda ke daerah yang belum terserang  dan lain - lain.