Balitbangtan Dukung Pengembangan Jagung di Kalteng Dengan Benih Unggul

udin abay | Sabtu, 26 Mei 2018 , 20:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Kalimantan Tengah memiliki potensi lahan pertanian yang luas dengan agroekosistem beragam untuk pengembangan jagung. Lahan pasang surut seluas 5,5 juta hektar, lahan rawa lebak 3 juta hektar dan lahan kering seluas 7,7 juta hektar. Pengembangan jagung di lahan pertanian tersebut masih dihadapkan beberapa kendala diantaranya produktivitas masih rendah dan tidak kontinyu, infrastruktur masih lemah, sehingga investor kurang tertarik untuk menanamkan modalnya di industri pertanian. Peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan melalui teknologi budidaya yang tepat, penggunaan varietas yang adaptif, pengelolaan air, pemupukan yang berimbang, dan penggunaan alsintan (alat dan mesin pertanian) untuk prapanen dan pasca panen serta penguatan kelembagaan petani dan penyuluhan.

Saat ini jagung merupakan komoditas yang didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai komoditas startegis penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satunya adalah di Kabupaten Barito Utara yang menargetkan pada 2020 mendatang menjadi sentra atau lumbung jagung di Kalimantan Tengah dengan melibatkan pihak swasta untuk mengembangkan tanaman jagung yang berskala besar. 
Menurut Kepala Dinas Pertanian kabupaten Barito Utara (Ir. Setia Budi) jagung saat ini bisa dikatakan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Barito Utara, lantaran permintaan pasar cukup tinggi dan harganya saat ini berkisar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per ton. Apalagi, luas lahan yang tersedia di Kabupaten Barito Utara masih cukup luas. Petani telah mengusahakan ratusan hektar di desa Mampuak I dan Mampuak II, desa Jamut, dan desa Sei. Liju di Kecamatan Teweh Timur dan desa Batu Raya di Kecamatan Gunung Timang. Pada 2018 ini pemerintah daerah membuka lahan seluas 52 ribu hektar untuk pengembangan jagung dan diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, apalagi jagung sudah punya potensi pasar seperti untuk memenuhi bahan baku pabrik pengolahan pakan ternak di Kalimantan Selatan," tuturnya.

Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat produktivitas tanaman jagung adalah ketersediaan benih unggul bersertikat serta penggunaannya secara konsisten oleh petani dalam kegiatan budidaya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah siap mendukung pengembangan jagung di Kalimantan Tengah melalui kegiatan Unit Penyedia Benih Sumber (UPBS), saat ini telah tersedia benih unggul jagung varietas hibrida Bima 19 URI dan Bima 20 URI yang diyakini dapat meningkatkan hasil sebanyak dua kali lipat lebih tinggi dari varietas yang saat ini digunakan petani.

Menurut penanngungjawab kegiatan UPBS BPTP Kalteng (Dr.Twenty Liana) potensi yang dapat dihasilkan dari Bima 19 dan 20 URI mencapai 12,5 ton/hektar, tahan terhadap penyakit bulai, toleran penyakit karat dan bercak daun, toleran kekeringan, tahan rebah akar/batang.  Varietas jagung Hibrida ini lebih menguntungkan jika ditanam pada lahan sawah atau tadah hujan, pada musim kemarau di lahan sawah atau lahan kering, untuk di lahan kering hasilnya mencapai 8-9 ton/hektar, di rawa lebak hasilnya bisa mencapai 10 ton/ha akan tetapi untuk wilayah rawa lebak masih belum banyak berkembang. Keragaan fisik tanaman BIMA 19 dan 20 URI disukai oleh petani karena batangnya yang kokoh, besar dan berdaun lebar serta lebih lunak sehingga sangat disukai ternak sapi.

Lebih lanjut dikatakan Twenty saat ini penggunaan benih jagung hibrida sudah meluas di Kalimantan Tengah, untuk tahun 2017 saja telah mencapai 11 ribu hektar yang menyebar di enam kabupaten sentra jagung dari luasan tersebut sebanyak 40% diantaranya terdapat kontribusi varietas unggul Balitbangtan untuk pengembangan jagung di Kalimantan Tengah yang pada tahun  2018 ini target produksi sebanyak 450 ribu ton. SY/HMSL