Balitbangtan Mendorong Terbangunnya Perkebunan Sagu di Sorong Selatan

udin abay | Selasa, 29 Mei 2018 , 21:04:00 WIB

Swadayaonline.com - Masyarakat Papua dan Maluku di daerah pesisir memanfaatkan sagu sebagai sumber karbohidrat selain beras. Indonesia memiliki luas areal sagu terbesar di dunia dan 85% dari total areal sagu di Indonesai, sebagian besar berasal dari Papua dan Papua Barat. Namun sebagian besar lahan sagu di Papua Barat masih berupa hutan sagu sebagai peninggalan jaman dulu. Untuk mendukung pengembangan sagu di Papua Barat dan ketahanan pangan nasional serta program Kementan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, serta mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia pada beras sebagai makanan pokoknya maka pengembangan perkebunan sagu sebagai alternatif sumber pangan kaya karbohidrat dipandang perlu didorong. 

Bimbingan Teknis (BIMTEK) dengan mengangkat tema "Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan perkebunan sagu di Sorong Selatan" telah diselenggakan di Sorong Selatan oleh Balai Besar Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian (BBP2TP) pada Senin 28 Mei 2018. BIMTEK ini didukung oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua Barat.  BIMTEK dihadiri oleh Wakil ketua Komisi IV DPR RI, Dr. Michael Wattimena, Bupati Sorong Selatan yang diwakili oleh Sekertaris Daerah, Dance Yulian Flassy, SE, M.Si, Ketua DPRD Sorsel, Kepala Badan Litbang Pertanian yang diwakili oleh Kabid KSPHP Puslitbang Perkebunan,Dr. Jelfina C. Alouw, Kepala BPTP Papua Barat, Ir. Demas Wamaer, MP, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab Sorong Selatan dan istri Bupati Sorong Selatan selaku Ketua Tim penggerak PKK dan lebih dari 200 petani yang berasal dari beberapa distrik di Kabupaten Sorong Selatan.  

Dr. Wattimena dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan komoditas sagu dan mengembangkan   perkebunan sagu yang selama ini masih berupa hutan sagu sebagai peninggalan nenek moyang di daerah Papua Barat. Mengingat sagu membutuhkan lahan dekat perairan, sedangkan Papua Barat sebagian besar lahannya berupa lahan kering, maka diharapkan lembaga-lembaga riset nasional  dapat merakit varietas sagu yang bisa toleran tumbuh pada lahan kering.  Sebagai seorang wakil rakyat, Dr. Wattimena mengikuti jalannya Bimtek untuk mendengarkan secara langsung berbagai permasalahan yang dihadapi petani sagu di Sorong Selatan dan menampung aspirasi rakyat di daerah tersebut. Petani menyambut gembira berbagai bantuan yang diberikan antara lain mesin pengolahan sagu yang bersumber  dari dana aspirasi.

Kabid KSPHP Puslitbang Perkebunan, Dr. Jelfina C. Allouw yang mewakili Kepala Badan Litbang Pertanian dalam sambutannya menyampaikan berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan Balitbangtan antara lain varietas unggul sejumlah komoditas pangan strategis dan informasi varietas sagu yang telah dilepas dengan SK Mentan. Selanjutnya disampaikan  pentingnya akselerasi diseminasi hasil-hasil teknologi ini kepada masyarakat antara lain melalui BIMTEK, dan pentingnya pemberdayaan perempuan melalui penciptaan produk berbasis sagu yang berdaya saing tinggi di pasar global mengingat Papua dan Papua Barat merupakan daerah destinasi wisata yang sudah terkenal di manca negara, serta memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil sagu. Bupati yang diwakili oleh Sekertaris daerah menekankan pentingnya kelembagaan dan membangun pola kemitraan antara industri dan petani. Pemda berterima kasih dan menyambut dengan baik pelaksanaan BIMTEK  serta menghimbau peserta untuk menyerap ilmu dari para sumber untuk pengembangan sagu di Sorsel.

Beberapa produk kue dan mi dari sagu sudah dihasilkan oleh kelompok tani dan kelompok wanita selain produk tradisional lain seperti papeda.  Kendala utama yang dihadapi petani sagu adalah akses jalan kebun yang masih belum memadai, kurangnya alat pengolahan sagu dan teknologi diversifikasi produk, serta pemasaran produk mengingat jauhnya jarak dari Sorong Selatan ke ibukota kabupaten. Untuk menjawab sebagian permasalahan tersebut, maka bantuan alat atau mesin pengolahan sagu diserahkan oleh Dinas ketahanan pangan Kab. Sorsel dan dari dana aspirasi Wakil ketua DPR RI, Dr. Wattimena. Nara sumber dari BPTP Papua Barat, Dr. Aser  Rouw memperkenalkan pola pengembangan bioindustri sagu dan diikuti oleh introduksi mesin pengolahan sagu yang efisien oleh Dr, Dharma  Universitas Papua.  Para petani begitu antusias dan berperan aktif mengikuti BIMTEK yang disampaikan dengan metode interaktif ini. SY/HMSL