Ayam KUB Balitbangtan Geser Ayam Arab

udin abay | Jum'at, 08 Juni 2018 , 12:53:00 WIB

Swadayaonline.com - Kuliner khas NTB yang sudah dikenal masyarakat luas seperti Ayam Taliwang menggunakan ayam kampung sebagai baku.  Permintaan ayam hidup untuk memenuhi kebutuhan kuliner ayam Taliwang di Mataram saat ini sangat tinggi.  Mengingat NTB dikenal sebagai destinasi wisata dunia dimana pada tahun 2017 mampu mendatangkan 3,509 juta wisatawan baik domestik maupun asing dan  dengan pertumbuhan wisatawan 26.67% diprediksi jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan berdampak juga pada meningkatnya permintaan wisata kuliner.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTB, Dr. Saleh Mokhtar, menyatakan di NTB ayam kampung memiliki prospek agribisnis yang besar dan dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi masyarakat terutama di perdesaan.  Untuk meningkatkan kemampuan peternak dalam memenuhi permintaan pasar, BPTP NTB melaksanakan kegiatan pembinaan peternak-peternak ayam KUB atau Ayam Kampung Unggul Balitbangtan dalam model Kemitraan Inti-Plasma.

“Program tersebut dilaksanakan karena masih rendahnya tingkat penyediaan dan penggunanaan bibit ayam KUB yang unggul dan berkualitas dengan harga terjangkau,” ungkap Saleh.  Desa Aik Bukak, Kecamatan Batu Kliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah dipilih menjadi percontohan perbibitan peternakan model inti-plasma tersebut. 

Totok Julianto, seorang penyuluh BPTP NTB yang bertanggung jawab mengawal pendampingan menyatakan ayam KUB dapat menggantikan ayam Arab yang selama ini menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan akan ayam Taliwang. Keunggulan dari dwifungsi ayam KUB sebagai penghasil telur dan daging telah menarik perhatian peternak di Desa Aik Bukak untuk bergabung dalam model inti-plasma binaan BPTP NTB. Keunggulan lainnya, umur panen ayam KUB lebih cepat daripada ayam Arab, yaitu 40-45 hari. Selain itu, ayam KUB dapat pula dipanen pada umur 60 hari karena memang masih ada pasar yang memintanya. 

Keunggulan itulah yang menjadi daya tarik bagi para calon peternak untuk menjalankan usaha pembesaran ayam. “Bisa cepat panen, cepat dapat uang,” ujar Heri Riswadi, seorang peternak plasma yang baru saja memanen seribu ekor ayam KUB.

Model kemitraan inti-plasma ayam KUB yang dibangun oleh BPTP NTB ini merupakan model yang pertama dikembangkan oleh BPTP di Indonesia. Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Andi M. Syakir menyebutkan model inti-plasma ayam KUB di NTB dapat direplikasi oleh BPTP lainnya. Dalam model tersebut, BPTP NTB menunjuk seorang peternak yang berfungsi sebagai inti atau produsen DOC (anak ayam umur satu hari). 

Adalah Jali Sujadi, peternak muda berusia 29 tahun yang menjalankan peran inti ini. Sedangkan peran plasma sampai saat ini (April 2018) masih dijalankan oleh dua orang peternak. “Sudah banyak yang mengantre menjadi plasma sebenarnya, tapi produksi DOC dari kandang inti belum cukup untuk disebarkan ke banyak plasma,” kata Jali mengungkapkan alasan hanya ada dua plasma yang saat ini dilayani.

Sejak dibangun pada Oktober 2017, produksi ayam KUB dari model inti-plasma ini banyak dicari oleh pedagang ayam kampung. Jali mengakui, banyak pedagang yang menghubunginya. Salah satunya adalah Paria Azizi, seorang sarjana ekonomi yang menggeluti usaha dagang ayam KUB untuk menyuplai kebutuhan dua restoran langganannya. 

Keberadaan peternak plasma diakui Paria membuka peluang bagi peningkatan skala usaha dagang yang dilakoninya. Meskipun demikian, produksi ayam dari peternak plasma tersebut memang belum dapat memenuhi permintaan sebanyak 1.000 ekor per minggu. Saat ini, ayam KUB telah memasok sekitar 600 ekor dari kebutuhan tersebut.

Melihat trend peternak muda bermunculan di NTB, Kepala BBP2TP, Dr.  Haris Syahbuddin ikut merasa yakin bahwa agribisbis Ayam KUB melalui pola inti-plasma menjadi peluang bagi generasi muda untuk masuk ke dalam industri ini, mengingat  masih sangat terbuka lebar pasar untuk ayam KUB di berbagai daerah.

Terkait hal ini BPTP NTB akan terus membina peternak inti untuk meningkatkan skala produksi DOC agar mampu merangkul peternak plasma lebih banyak lagi. Tentu saja, upaya peningkatan produksi ayam KUB tersebut untuk mendukung program Kementerian Pertanian dalam pengentasan kemiskinan dengan hashtag BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera).

Sebagaimana diketahui, untuk merealisasikan gebrakan Menteri Amran untuk berangus kemiskinan ini,  Kementan telah melakukan refocusing anggaran melalui penyediaaan 10 juta ekor ayam untuk masyarakat miskin pada  1.000 desa  di 100 Kabupaten se-Indonesia. SY/HMSL