Kalteng Masalkan Teknologi Jarwo Super Spesifikasi Lahan Pasang Surut

udin abay | Senin, 11 Juni 2018 , 15:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun 2016 menghasilkan inovasi yang mampu meningkatkan produktivitas padi sawah secara signifikan yang dikenal dengan Jajar Legowo Super (Jarwo Super), yaitu teknologi budidaya padi secara terpadu berbasis cara tanam jajar legowo di lahan irigasi. Pada pelaksanaan Demo Area (demarea) di Indramayu Jawa Barat, penerapan Jarwo Super terbukti mampu berproduksi hingga 13,9 ton/ha atau meningkat 98,6% dari produksi yang dihasilkan petani.

Menurut peneliti padi BPTP Kalteng (Dr.Susilawati) teknologi ini tentu membuat penasaran dan menimbulkan pertanyaan, apakah jarwo super hanya sesuai di lahan irigasi yang memang menjadi andalan untuk peningkatan produksi padi sawah Nasional, lalu bagaimana jika jarwo super dikembangkan di lahan pasang surut Kalimantan Tengah yang sebagian besar sentra produksi padi berasal dari agroekosistem tersebut. Tercatat ada tiga kabupaten yang menjadi sentra produksi padi sawah di Kalteng yaitu, kabupaten Kapuas, kabupaten Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur yang memberikan kontribusi mencapai 60% dari total produksi padi di Kalimantan Tengah.

Menurut Susilawati dengan sedikit meubah komponen teknologi yang diaplikasikan di lahan irigasi, jarwo super diaplikasikan di lahan pasang surut Kalimantan Tengah.  Komponen teknologi padi Jarwo Super di lahan pasang surut ini menggunakan benih bermutu Varietas Unggul Baru (VUB) atau sesuai selera petani. hal ini perlu ditekankan mengingat masyarakat di lahan pasang surut sangat memperhatikan bentuk gabah dan rasa nasi,  penggunaan biodekomposer spesifik lahan rawa yaitu Biotara yang diaplikasikan pada saat pengolahan tanah, pemberian kapur dolomit dan arang sekam di lahan-lahan sulfat masam, penambahan pupuk hayati sebagai seed treatment berupa agrimeth dan pemupukan berimbang sesuai hasil analisis tanah,  Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu,  serta penggunaan mekanisasi pertanian. 

Dari beberapa Demostrasi Plot (Demplot) di sentra produksi padi Kalteng yang dilakukan BPTP menunjukan hasil yang sangat menggembirakan. Produktivitas meningkat hingga 96,36% seperti Demplot padi di kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur (Periode tanam 5 September - 13 Desember 2017) diperoleh produktivitas padi unggul baru Inpari 42 hingga 8,64 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP). Kemudian juga dilaporkan di sentra padi kabupaten Kapuas (periode tanam 31 Mei - 11 September 2017)  sebanyak 7,4 ton/ha GKP Inpara 8, dan 5,7 t/ha GKP untuk varietas Inpari 30. Terjadi peningkatan peroduktivitas padi sebesar 63,0%-111%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahun 2017 tersebut, menurut Kepala BPTP Kalteng (Dr.F.F.Munier), pada Musim Tanam (MT) April September 2018 ini kami melakukan scaling up atau masalisasi teknologi jarwo super di kabupaten Pulang Pisau yang sekarang menjadi sentra tertinggi produksi dan luasan pertanaman padi Kalimantan Tengah. Selain itu dipilihnya kabupaten Pulang Pisau sebagai tempat percontohan skala luas ini karena merupakan wilayah yang ditetapkan Pemerintah sebagai Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Pangan di Kalteng sesuai dengan Permentan 56 tahun 2016 ujarnya. 

Lebih lanjut dikatakan melalui kegiatan percontohan penerapan inovasi teknologi budidaya padi sistem jajar legowo super di lahan pasang surut yang berlokasi di desa Tahai Jaya kecamatan Maliku ini diharapkan terjadi peningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani melalui kerjasama antar kelompok untuk menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan contoh bagi petani di sekitarnya. 

Sementara itu menurut penangung jawab kegiatan kaji terap inovasi pertanian BPTP Kalteng (Sandis W.Prasetya,SP) Demarea seluas 7,5 - 10  hektar, ini  didesain sebagai kegiatan Sekolah Lapang (SL) bagi penyuluh dan petani, sehingga memudahkan upaya adopsi dan scaling up teknologi dalam skala yang lebih luas lagi. Selain itu kaji terap inovasi teknologi pertanian jarwo super ini juga merupakan kegiatan uji komponen teknologi pertanian di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) terpilih sebagai wahana untuk membuktikan dan menyakinkan bahwa teknologi telah sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi, dan sekaligus sebagai wahana pembelajaran bersama bagi peneliti, penyuluh dan petani pelaku utama usahatani. Semoga kegiatan ini sekigus dapat meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan profesionalime penyuluh pertanian daerah. SY/HMSL