Inovasi Balitbangtan Terus Berkibar di Wilayah Perbatasan RI-Timor Leste

udin abay | Senin, 11 Juni 2018 , 21:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Guna mewujudkan NAWACITA ketiga pemerintah yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat wilayah perbatasan dalam kerangka NKRI, Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 menggagas program Lumbung Pangan Berbasis Ekspor (LPBE).  NTT menjadi salah satu provinsi yang menjadi target pengembangan di wilayah perbatasan, dimana Kabupaten Kupang menjadi bagian pengembangan tersebut dari 7 Kabupaten yang ditetapkan di NTT.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Dr. Syamsuddin menyatakan BPTP NTT memberi dukungan berupa Inovasi teknologi dalam bentuk kegiatan demfarm dan kegiatan pendampingan lainnya.  Selain itu BPTP NTT juga melakukan pembinaan terhadap petani setempat sebagai upaya pemberdayaan SDM.

Adalah Moin Feu,  kelompok tani di Desa Netemnanu Utara Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang, merupakan salah satu kelompok tani yang berhasil dibina BPTP NTT  melalui program LPBE sejak 2017.  Walaupun saat ini pendampingan telah berakhir, Moin Feu menjadi andalan BPTP dan Pemerintah Daerah setempat untuk bisa menjadi motivator bagi kelompok tani lainnya.  Moin Feu adalah contoh nyata yang diharapkan bagi meluaskan adopsi inovasi  di wilayah perbatasan tersebut.

Sejak awal pembinaan Moin Feu mengikuti teknologi jajar legowo 2 : 1 dan teknologi tersebut terbukti mampu meningkatkan hasil panen padi sawah.  Hingga saat ini teknologi tersebut tetap diterapkan Kelompok Tani Moin Feu.   selain itu Moin Feu juga mendapat bantuan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan ternak babi.  Hingga saat ini Moin Feu terus mengembangkan ternak babi hasil binaan BPTP Balitbangtan NTT.  Melihat keberhasilan pengembangan ternak tersebut,  desa Natemhanu diharapkan menjadi sentra perbibitan ternak babi untuk memenuhi kebutuhan bakalan ternak babi wilayah setempat dan tidak perlu didatangkan dari luar daerah. 

Harapan tersebut disampaikan oleh Camat Amfoang Timur, Noch Wilman pada acara panen padi sawah teknologi jajar legowo 2 : 1 di wilayah Perbatasan di Desa Netemnanu Utara Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang, minggu lalu (6/6/18).  Hingga akhir Mei luas panen teknologi jajar legowo sudah mencapai 250 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 4 ton/ha.

Hadir pada acara panen tersebut, Komandan SATGASTER wilayah perbatasan Kabupaten Kupang – RDTL, Jeri Ado, peneliti dan penyuluh BPTP NTT, Aparat Desa, Petugas P3A, dan  kelompok tani wilayah Kecamatan Amfoang Timur. 

Camat Amfoang Timur juga meminta Kelompok Wanita Tani (KWT) Nekmese yang telah mendapat bantuan ternak ayam KUB terus aktif mengembangkan ternak tersebut.  Beberapa persoalan yang dihadapi KWT Nekmese antara lain belum tersedianya mesin penetasan telur , diharapkan dapat segera dipenuhi pihak desa melalui bantuan kepada kelompok tani.

Selain kegiatan panen perdana padi sawah, BPTP Balitbangtan NTT juga mendampingi kegiatan persiapan lahan untuk penanaman jagung komposit yang direncanakan tanam pada minggu kedua bulan Juni 2018 seluas 10 ha di dua kelompok tani yakni Moin Feu di Desa Netemnanu Utara dan Talita Jaya di Desa Netemnanu.

Kegiatan LPBE dilanjutkan dengan penanaman simbolis padi sawah seluas 10 ha dengan menggunakan teknologi jajar legowo 2 : 1 di Kelompok tani Harapan Baru Desa Tasinifu Kecamatan Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Kelompok tani cukup antusias mengikuti bimbingan dalam menerapkan teknologi jajar legowo 2 : 1 dan mengharapkan agar BPTP Balitbangtan NTT terus membimbing hingga saat panen. Inovasi teknologi pertanian diharapkan mampu menjawab persoalan usahatani di wilayah perbatasan.

Hal ini dikatakan Mantri Tani Kecamatan Mutis pada saat penanaman simbolis, dan mengharapkan agar kelompok tani bisa berusaha lebih baik lagi,sehingga hasil panen bisa meningkat, pendapatan meningkat dan kesejahteraan petani dapat tercapai. SY/HMSL