Geliat Capacity Building Petani Bawang Merah Dogiyai

udin abay | Kamis, 14 Juni 2018 , 16:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Bawang merah merupakan satu komoditas strategis untuk konsumsi rumahtangga dan berpengaruh dalam pengendalian inflasi dan mensejahterakan petani.

Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman,  bawang merah agar dikembangkan melalui pendekatan kawasan sesuai agroekosistem, ditangani secara utuh dari hulu hingga hilir.  Produksi Bawang Merah diarahkan guna memasok kebutuhan seluruh Indonesia, ekspor dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Brebes sebagai contoh sukses mengembangjan kawasan sentra Bawang Merah. Seluruh sistem dalam agribisnis dari hulu hingga hilir telah ditangani dan tersedia dengan lengkap,” demikian ungkap Dirjen Hortikultura, Suwandi saat berkunjungan ke Brebes, Kamis (14/6/2018).

Suwandi menjelaskan Brebes sudah mengembangkan sistem perbenihan, proses budidaya, pasca panen, pengolahan menjadi bawang goreng, industri pasta dan lainnya.  Bahkan sudah tumbuh pelaku usaha eksportir ke negara tetangga, juga berkembang usaha diklat guna peningkatan SDM-nyq.

“Keberhasilan kawasan bawang merah di Jawa ini kita perluas dan direplikasikan ke Luar Jawa. Ke depan di setiap wilayah di luar Jawa harus mampu memproduksi dan memasok kebutuhannya sendiri,” ujarnya.

Mudatsir STP, pendiri Training Center (TC) Mekar Jaya, Brebes mengatakan tujuan mendirikan TC ini pada Maret 2016 sebagai wadah melayani program pelatihan dan magang bawang merah. Fasilitas akomodasi, ruang kelas, sarana dan bahan ajar, kebun praktek, teknologi budidaya, alat pasca panen, alat pengolahan dan teknologi penyimpangan kami sediakan lengkap untuk praktek. 

“Kami ajarkan juga cara hitungan bisnis dan tata niaganya. Sejak didirikan hingga sekarang sudah melatih dan magang lebih dari 500 peserta dari berbagai daerah baik dari Jawa maupun Luar Jawa,” jelas Mudatsir.

Lebih lanjut Mudatsir mengungkapak baru-baru ink telah melatih magang 6 petani dari Kabupaten Dogiyai Papua selama lima hari tanggal 7-11 Juni 2018. Mereka datang ke Brebes karena tertarik dan berminat  mengembangkan bawang merah. Kabupaten Dogiyai sudah ada petani turun temurun tanam bawang merah.  Tapi jumlah petaninya masih sedikit.  Pemda Dogiyai melalui dana Otsus memberangkatkan mereka ke Brebes guna meningkatkan Capacity Building, jelasnya.

“Di Brebes mereka diberi pelatihan teori dan praktik  lapang di kebun percobaan bawang merah,” ucapnya.

Menurut Mudatsir, melalui kegiatan ini diharapkan petani Dogiyai dapat memahami prinsip budidaya bawang merah yang efisien dan ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi.

“Kata kunci ramah lingkungan menjadi penting, karena saat ini kagiatan pertanian di Dogiyai, tanahnya subur, tidak perlu dipupuk dan pestisida kimia,” tuturnya.

Raymondus Semu, pendamping petani Dogiyai, berharap setelah pelatihan ini petani dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang didapat.  Termasuk menularkannya kepada petani lain di sekitarnya.

“Harapan lainnya, minat petani yang cukup tinggi cepat direspon oleh Pemda dalam bentuk program kegiatan yang produktif,” ujarnya.

Raymondus dan kawan-kawan butuh alat-alat mekanisasi tepat guna semacam kultivator untuk olah tanah.  Pertimbangannya, tenaga kerja sangat sedikit dan upahnya mahal.  Alat kultivator sangat mudah digunakan. SY/HMSH