Indonesia Akan Impor 400 Ribu Sapi Mexico

udin abay | Jum'at, 21 Oktober 2016 , 20:52:00 WIB

Swadayaonline.com - Empat  Duta Besar (Dubes) negara Mexico, Perancis, Coloumbia, dan India menyambangi kantor Kementerian Pertanian (Kementan) membahas masalah pangan. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan pada pertemuan tersebut dibicarakan kemungkinan impor sapi bakalan, daging kerbau, dan investasi, untuk kepentingan pengembangan pangan di Indonesia. (20/10/2016)

Indonesia akan melakukan impor 400 ribu sapi dari negara Mexico terdiri 200 ribu sapi indukan dan 200 ribu sapi bakalan. “Mereka berjanji harga yang diberikan bersaing/di bawah harga pasar,” ujar Mentan. Indonesia juga akan impor protein yaitu daging kerbau dari negara India yang harganya 65.000/kg. “Realisasi kerjasama tersebut akan dilakukan secepatnya. Impor sapi dilakukan oleh swasta untuk peternak koperasi. Impor daging hanya untuk mencukupi kebutuhan Jabotabek, karena 90 persen kebutuhannya masih impor. jadi walaupun ada impor, kita tetap melindungi peternak Indonesia,” tamabahnya.

Tak hanya membahas tentang impor, Amran juga mengajak negara tetangga untuk melakukan investasi yang mengutungkan di Indonesia di sektor peternakan, peternakan sapi, gula, jagung, bahkan gandum. “Kita sudah coba gandum di Sumatera Barat dengan variestas baru dari negara Ukraina, mudah-mudan mereka juga tertarik,” tegas Mentan. Sesuai arahan Presiden, pemerintah telah menyiapkan lahan 2 juta hektar untuk pengembangan pangan, 1 juta untuk sapi, 500 ribu untuk jagung, dan 500 ribu untuk gandum. Kementerian Pertanian juga baru saja mendapatkan SK Kementerian Kehutanan bahwa pengembangan bisa dilakukan di area hutan daerah Kalimantan, Sulawesi. Namun pengembangan tersebut harus disesuaikan dengan agroklimat daerahnya.

Amran mengatakan pengembangan tersebut harus bergerak bersamaan, sehingga hasilnya akan lebih baik. Seperti pabrik gula yang sudah berjalan di Dompu, kalau bahannya tercukupi maka hasilnya akan memuaskan, karena saat ini masih kekurangan lahan 15.000 hektar. “Ada 13 perusahaan yang akan membangun pabrik gula rafinasi dan membutuhkan 380 ribu sampai 400 ribu hektar lahan. Kalau terdapat 300 ribu hektar saja dengan rendemen 8, maka untuk menutupi kebutuhan impor bisa lebih cepat selesai,” tambahnya. SY