Upsus Siwab Dongkrak Populasi Sapi Dalam Negeri

udin abay | Jum'at, 13 Juli 2018 , 01:03:00 WIB

Swadayaonline.com - Upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan untuk komoditas daging sapi masih terus dilakukan sampai saat ini. Kegiatan optimalisasi reproduksi melalui Upaya Khusus Sapi/Kerbau Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) menjadi  fokus utama kegiatan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 hingga tahun 2018 ini. 

Dirjen PKH I Ketut Diarmita dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Upsus Siwab Semester 1 pada hari ini Kamis (12/07/2018) di IPB ICC  Bogor mengatakan, berdasarkan realisasi pelaksanaan Upsus Siwab pada tahun 2017 capaian IB nasional adalah sebanyak 3.976.470 ekor atau 99,41% dari target 4 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.892.462 ekor atau 63,08% dari target 3 juta ekor, serta kelahiran sebanyak 911.135 ekor. Sedangkan peningkatan populasi sapi potong pada tahun 2016 ke 2017 sebanyak 606 ribu ekor, sehingga terjadi lompatan pertambahan populasi yang sangat signifikan, yaitu sebanyak 305 ribu ekor dari hasil pelaksanaan Upsus Siwab 2017.

Menurutnya, program Upsus Siwab merupakan langkah Pemerintah untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri. Menurutnya, di tengah-tengah keterbatasan anggaran Pemerintah, tuntutan untuk meningkatkan produksi daging sapi/kerbau semakin tinggi, sehingga salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dalam negeri untuk mencapai kebuntingan 2.1 juta ekor dari 3 juta akseptor sapi/kerbau pada tahun 2018. 

Berdasarkan data kumulatif hingga saat ini untuk tahun 2018, capaian IB nasional adalah sebanyak 2.216.594 ekor atau 77,89% dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 897.014 ekor atau 42,71% dari target 2,1 juta ekor, serta kelahiran sebanyak 514.349 ekor dari target 1,68 juta ekor.

Melewati semester 1 pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2018 Dirjen PKH I Ketut Diarmita mengajak semua pihak agar terus semangat dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan target Upsus Siwab baik target Inseminasi Buatan (IB), kebuntingan dan Kelahiran yang telah ditetapkan. Hal tersebut Ia sampaikan kepada peserta Rakor, yaitu jajaran Eselon 2 dan Kepala UPT lingkup Ditjen PKH, serta Kepala Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan se Indonesia.

"Saya ingin kita semua termasuk diri saya untuk terus memperjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera," himbaunya.

Lebih lanjut Ia sebutkan bahwa untuk kegiatan pendukung Upsus Siwab, penanganan gangguan reproduksi sampai dengan bulan Mei 2018 telah ditangani sebanyak 119.299 ekor atau 59.65 % dari target 200.00 ekor. "Gangguan reproduksi pada akseptor merupakan salah satu penyebab kegagalan kebuntingan, untuk itu upaya penanganan gangguan reproduksi secara terus menerus merupakan suatu aktivitas yang tidak terpisahkan dalam rangka Upsus SIWAB yang harus dilakukan," kata I Ketut.

Selanjutnya Ia katakan bahwa upaya lain dalam rangka meningkatkan populasi yaitu dengan mempertahankan struktur betina dewasa dan angka betina produktif sebagai akseptor yang akan di IB adalah pencegahan pemotongan betina produktif yang dilaksanakan di 17 Provinsi, sampai dengan bulan Mei telah terlaksana 100% pencegahan pemotongan di 17 provinsi target dan berhasil dikendalikan pemotongannya sebanyak 4.065 ekor. Dalam implementasinya penanggulangan pemotongan betina produktif telah bekerjasama dengan BAHARKAM POLRI.

“Untuk terjaminnya aktifitas pelayanan dalam pelaksanaan Upsus Siwab, ketersediaan semen beku saat ini sebanyak 4.780.263 dosis dan jumlah yang sudah didistribusikan sebesar 2.250.343 dosis dari produksi BBIB Singosari, BIB Lembang dan BIBD Kalimantan Selatan,” ungkap I Ketut Diarmita.

Lebih lanjut Ia tekankan bahwa, ketersediaan semen beku, N2 cair dan container dilapangan sangat penting, sehingga ketersediaan dan pendistribusiannya menjadi peran penting dalam mensukseskan program Upsus Siwab. Untuk itu, Ditjen PKH bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan untuk proses distribusi N2 cair dan semen beku, sehingga dapat menggunakan pesawat ATR Garuda pada 44 rute penerbangan. 

Faktor lain yang tidak kalah penting menurut I Ketut Diarmita adalah pakan. Melalui alokasi pengembangan HPT dan pengembangan padang pengembalaan sampai dengan saat ini telah terealisasi 243.5 Ha dari target 338.5 Ha atau 71,93% untuk pengembangan padang pengembalaan, 25 Ha dari target 200 Ha atau 12.5%. Selain itu, Bimbingan Teknis  (Bimtek) SDM Petugas Reproduksi telah terealisasi 314 orang dari target 420 orang atau 78.1%.

“Pelaksanaan Upsus Siwab harus menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat dan strateginya adalah dengan memastikan sapi/kerbau betina dewasa sebagai akseptor untuk dibuntingkan,” ujar I Ketut. 

"Melihat perkembangan saat ini, Saya optimis dengan adanya dukungan seluruh masyarakat Indonesia, akan dapat mewujudkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan," pungkasnya. SY/PKH