Penyuluh Buat Petani Lobar Untung Besar dengan Tumpang Sari Cabai Bawang Merah

udin abay | Jum'at, 20 Juli 2018 , 19:30:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian dipimpin Dr Amran Sulaiman terus perkuat ketahanan pangan.  Hasilnya beberapa komoditas telah mencapai swasembada bahkan ekspor. Diantara komoditas strategis yang termasuk hortikultura adalah cabai dan bawang merah. Kedua komoditas tersebut telah swasembada bahkan bawang merah telah diekspor.

Dalam mencapai ketahanan pangan sinergi Direktorat Jendral komoditas melalui berbagai program, Badan Litbang Pertanian dengan  inovasi teknologi melalui BPTP dan UPT lainnya, serta Badan PPSDMP melalui penyuluh mutlak diperlukan. Bila penyuluh dapat sinergi dengan petugas dinas dan peneliti tentu akan menjadi kekuatan tangguh mendukung ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan petani.

Lombok Barat (Lobar) merupakan salah satu sentra hortikultura di provinsi NTB. Banyak  para penyuluh Lobar  yang memiliki kreatifitas dalam membina petani dengan memperkuat kelembagaan dan kompetensi petani. Penyuluh senior Pak Ramdan bersama penyuluh juniornya Pak Zul Jalal yang bertugas di desa Kuranji Kecamatan Labuapi, dengan jeli melihat dua komoditas hortikultura strategis cabai dan bawang memiliki potensi meningkatkan pendapatan petani yang tinggi. Namun sebagaimana hortikultura lainnya, harga  komoditas tersebut dapat berfluktuasi. Karena itu, dengan berbagai cara Kementerian Pertanian berusaha agar harga dipantau agar tetap menguntungkan. Kita bisa lihat harga tetap menguntungkan petani dan terjangkau konsumen. Hari raya tempo hari tetap kondusif dan terjangkau konsumen.

Kedua penyuluh tersebut memadukan kedua komoditas melalui tumpang sari sehingga menguntungkan petani.  Tanaman ganda dengan harapan penghasilan ganda. Selain itu, tumpang sari juga mengurangi resiko karena jika salah satu komoditas harganya turun maka komoditas lainnya akan dapat mengurangi kerugian sehingga secara keseluruhan petani masih untung.

Pada tumpang sari cabe besar dan bawang merah ini, pak Adimah menggunakan jarak tanam untuk tanaman bawang merahnya dengan jarak 10 cm x 15 cm, sementara cabe besar 50 cm x 80 cm, di tanam pada bulan Mei 2018, untuk bawang merah sdh dijual pd tgl 26 bulan juni langsung di lahan seluas 0.70 Ha seharga Rp.79.000.000,. dgn tolal pengeluaran 25.000.000 ada selisih atau keuntungan 54.000.000,. sedangkan tanaman cabe sedang panen. Untuk buah cabe hijau besar yang dipanen seharga Rp.12.000 per kg dan cabe besar merah yang panen bisa mencapai Rp.20.000 per kg. Dari luas tanam 0.70 Ha tanaman cabe diperkirakan 7,5 Ton dengan  hasil jualnya Rp 90.000.000,.

Petani merasakan keuntungan dari hasil binaan penyuluh tersebut. "Saya senang dan berterima kasih kepada Pak Ramdan dan Pak Zul Jalal karena  dengan tumpang sari ini pendapatan saya meningkat. Saya juga lebih tenang, karena resiko modal yang saya tanam menjadi berkurang atau tidak ada"  ujar Pak Adimah.

Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Labuapi, Hj. Ida Wahyuni, SP., M.Si bangga dengan penyuluhnya. Memang kami selalu sampaikan bahwa tugas penyuluh sangat mulia. Semua arahan dari pemerintah daerah dan pusat selalu kami jabarkan untuk dapat diterapkan oleh para penyuluh. Pernyataan didukung Ibrahim, SP. penyuluh provinsi yang bertugas  membina penyuluh Kabupaten Lobar dan Kota Bima.  Tentu dukungan inovasi Badan Litbang Pertanian melalui UPTnya sangat diperlukan. Dengan peningkatan kinerja penyuluh maka berbagai program pemerintah dalam ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan petani akan mudah terwujud. SY/HMSL