Jelang Lebaran Haji Harga Cabai Terkendali Pasokan Aman

udin abay | Rabu, 25 Juli 2018 , 07:55:00 WIB

Swadayaonline.com - Jakarta, 25 Juli 2018 - Hasil pemantauan langsung di lapangan, perkembangan harga aneka cabai secara nasional relatif aman dan stabil. “Saya sendri memantau langsung di Kalimantan Barat, harga dan pasokan cabai di sana aman, tidak seperti yang diberitakan selama ini”, ujar Mardiyah Hayati, Kepala Sub Direktorat (Subdit) Aneka Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan). “ Di Pasar Induk Kramat Jati Senin kemarin (23/7), harga cabai merah keriting terpantau Rp 18.000/kg, cabai rawit merah Rp 38.000/kg dan cabai besar Rp 24.000/kg. Jadi kami bisa simpulkan harga dan pasokan cabai sebenarnya sangat aman”, tegas Mardiyah. 

Produksi cabai jelang  lebaran Idul Adha yang akan jatuh pada 22 Agustus 2018, juga lebih dari cukup. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, menyebut kondisi pertanaman cabai di sentra-sentra produksi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur saat ini sangat baik. Pihaknya mengaku telah melakukan monitoring dan pengaturan pola tanam cabai agar produksi bisa berlangsung terus menerus. “3 - 4 bulan sebelum Idul Adha kami sudah persiapkan pertanaman cabainya”, ujar Prihasto.

Data Ditjen Hortikultura menyebutkan luas tanam cabai periode Maret - April 2018 mencapai 21 - 23 ribu hektar. “Ketersediaan cabai rawit pada bulan Juli-Agustus 2018 mencapai 79 - 82 ribu ton, sedangkan untuk cabai besar sebanyak 101-105 ribu ton. Pada periode tersebut kebutuhan diperkirakan 70-74 ribu ton untuk cabai rawit, dan 93-97 ribu ton untuk cabai besar. “Artinya, terdapat surplus produksi cabai yang cukup besar pada saat memasuki Idul Adha

Hasil pemantauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) awal Juli lalu harga cabai rawiit bahkan sempat turun drastis. Hingga ada pedagang yang merelakan cabainya dijual di harga Rp 6.000,-/kg ketimbang busuk.  Padahal sebelumnya harga cabai di sejumlah pasar mencapai Rp 22.000/kg. Namun ketika itu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan, anjloknya harga cabai di sejumlah pasar tidak akan berlangsung lama. Dia juga menegaskan turunnya harga cabai rawit bukan disebabkan adanya impor. 
"Diharapkan ini hanya terjadi beberapa hari saja. Enggak ada (impor cabai rawit yang masuk)", kata Enggar ketika itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7).

Data perbandingan harga cabai-bawang di tingkat pertani, grosir, dan eceran (rata-rata pasar retail DKI Jakarta) per Senin (23/7) kemarin terpantau masih terkendali; Bawang Merah Rp 13.200,-/kg (petani), Rp 18.000,-/kg (grosir), Rp 30.511,-/kg (eceran). Cabai Merah Besar Rp 17.667,-/kg (petani), Rp 24.000,-/kg (grosir), Rp 41.232,-/kg (eceran). Cabai Merah Keriting Rp 19.469,-/kg (petani), Rp 18.000,-/kg (grosir), Rp 36.441,-/kg (eceran). Cabai Rawit Merah Rp 34.571 (petani), Rp 38.000,-/kg (grosir), Rp 59.372,-/kg (eceran). Cabai Rawit Hijau Rp 19.300,-/kg (petani), Rp 20.000,-/kg (grosir), Rp 40.581,-/kg (eceran). 

Subdit Aneka Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura Kementan memberi catatan untuk komoditas Bawang Merah, Cabai Merah Besar, dan Cabai Rawit Hijau karena selisih harga petani dengan harga eceran di atas 100%. (Bawang Merah 131,1%, Cabai Merah Besar 133,4%, dan Cabai Rawit Hijau 110,3%). Sedangkan komoditas Cabai Merah Keriting dan Cabai Rawit Merah perlu diwaspadai karena selisih harga petani dengan eceran di atas 50%, masing-masing 87,2% dan 71,7%. 

Namun begitu masyarakat konsumen tak perlu khawatirakan kenaikan harga, karena petani menjamin pasokan cabai dari sentra-sentra produksi hingga kini terkendali lancar. “Masyarakat tidak perlu khawatir dengan pasokan cabai segar. Kami jamin akan terus mensuplai penuh ke pasar induk dan beberapa pasar di kota besar. Kami juga sudah kerja sama dengan jaringan Alfamidi untuk membantu masyarakat mendapatkan cabai segar”, ujar Suhendar, Ketua Gapoktan Mujagi Kabupaten Cianjur yang juga Sekretaris Asosiasi Champion Cabai Indonesia.

“Kami apresiasi usaha pemerintah menjaga stabilisasi pasokan dan harga. Sebagai petani, jujur kami tidak ingin memberatkan konsumen. Yang penting harga di petani dan konsumen bisa stabil”,  tutup Suhendar. SY/HMSH