Durian Lokal Indonesia Siap Bersaing di Dunia

udin abay | Jum'at, 27 Juli 2018 , 13:57:00 WIB

Swadayaonline.com - Musim durian lokal sedang melanda Kalimantan Barat. Hampir seluruh daerah penghasil durian di provinsi tersebut sedang panen. Buah durian pun memenuhi pasar tradisional dan emperan jalan di berbagai kota di Kalbar, sehingga dilakukan kontes durian lokal unggulan di Sanggau.

"Saya apresiasi Provinsi Kalbar dan Kabupaten Sanggau menyelenggarakan kontes durian lokal ini, agar dilakukan kontes, pameran, ekspo dan promosi yang sama oleh kabupaten dan provinsi lain" ujar Suwandi Direktur Jenderal Hortikultura saat menghadiri kontes durian lokal di Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kalimantan Barat (27/07/2018).

"Dari sisi produksi, kami terus mengembangkan kawasan hortikultura seperti durian, jeruk, cabai, bawang dan lainnya. Membangun aspek hulu hingga hilir, sistem perbenihan hingga pasca panen dan pengolahan, juga termasuk kemitraan pelaku usaha dengan petani, sehingga keduanya saling menguntungkan. Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk membangun kawasan pertanian dan mensejahterakan petani" ujar Suwandi.

Pada sisi demand, kita terus mendorong konsumsi pangan lokal.  Durian lokal ini agar hadir di meja makan, di restoran-restoran, di pasar dan bahkan harus mampu diekspor. Rasanya super enak. Cintai produk petani, sayangi produksi dalam negeri" ungkap Suwandi dengan nada semangat nasionalisme.

Acara Kontes Durian Lokal Unggulan Kalimantan Barat ini sudah dilaksanakan 5 tahun berturut dan merupakan upaya mengembangkan durian lokal unggul di berbagai wilayah. Sebut saja Srombut dari Sanggau, Bawor dari Banyumas, dan Pelangi dari Papua merupakan keberhasilan dari pengembangan varietas durian lokal. "Sampai saat ini sudah 21 varietas durian asal Sanggau yang dihasillkan" jelasnya

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan  Kabupaten Sanggau, John Hendri menyampaikan kontes durian in diikuti 102 kontestan dengan berbagai varietas lokal yaitu kelomui, keropu, binong, kulit sapi, tembaga, bari, nijou, tajau, belimbing, kabau, kerona, bakul, bay patek, merah, singku, karois, srombut dan lainnya. Hadir para pelaku usaha dari beberapa provinsi, pemerhati dan pencinta durian dari dalam dan luar negeri.

Tujuan kontes untuk sosialisasi durian lokal dan melestarikan plasma nutfah (gen alami pohon) dan dijadikan ajang pencarian pohon induk" ujarnya

Pohon induk ini akan dijadikan sumber benih dan hasil benih diedarkan ke para petani setelah didaftarkan varietas dan dilabelisasi, ungkapnya.

"Kriteria penilaian kontes meliputi rasa, warna daging, penampilan, tekstur, ketebalan daging buah, rendemen buah, potensi hasil, bobot, dan struktur," katanya. Selain kriteria tersebut di atas, aroma buah dan rasa yang unik juga menjadi salah satu poin lebih untuk menjaring durian unggul. Tim Juri bekerja independen dan profesional dari praktisi, pemerhati dan pencinta durian, terangnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Horenimus Hero, mengatakan sangat mendukung digelarnya kontes durian Kabupaten Sanggau ini. Kebijakan Kalimantan Barat  terus berupaya mengembangkan kawasan sentra durian dan mengajak agar masyarakat tetap menjaga kawasan sentra dan mengamankan pohon induk yang berumur puluhan bahkan ratusan tahun.

Eksplorer durian dunia, Karim Aristides yang hadir untuk menjadi juri kontes mengakui sangat menikmati dan menantikan event ini.  Dia sendiri sudah mengklasifikasi jenis-jenis durian yang tumbuh di Balai Karangan sejak tahun 2007.

 Menurut Karim, durian terbaik tidak berasal dari perkebunan besar, melainkan dari kebun kecil atau pohon durian yang berada di hutan. Hal ini berhubungan dengan jenis tanah dan skema penyerbukannya yang alami.

“Saya sudah keliling Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara hanya untuk mencicipi durian.  Dari Aceh hingga Papua sudah saya jelajahi, tetapi durian terbaik memang ada di Kalbar. Tepatnya durian dari hutan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Ini durian terbaik di dunia. Thailand punya kalah. 

Saya temukan ada 18 jenis durian yang khas dari Balai Karangan.  Jenisnya adalah Durian Parong, Srombut, Liok, Lintau, Balening dan lainnya. Di daerah lain ini tidak ada,” ungkapnya

Dalam enam tahun terakhir, Kabupaten Sanggau merupakan wilayah kedua terbesar yang ditanami komoditas durian, setelah Kabupaten Nunukan. Tak heran jika Kabupaten Sanggau memiliki varietas durian andalan, yaitu Durian Srombut. Pembuahan Durian Srombut selalu stabil. Durian Srombut memiliki edibel porsi daging 45-48 %, jauh dari porsi durian musangking yang hanya 19-21 %. Daging Durian Srombut pun halus seperti es krim, ungkap Karim

Bahkan beberapa bulan lalu, Durian Srombut telah dipersembahkan ke istana negara untuk Presiden Joko Widodo, ujarnya

Selain Durian Srombut, masih ada varietas Durian Superlembaga Junfung dan Durian Plakin yang ditanam dengan jumlah besar. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi permintaan pasar di kota - kota besar Pulau Jawa. Andalan lain yang dimiliki Pulau Kalimantan adalah Durian Yorens. Durian tersebut sangat berpotensi menjadi durian kelaas dunia dan mengalahkan Durian Ochee (durian hitam) asal Malaysia, jelasnya

Pemerintah terus mendorong pengembangan durian lokal unggul dalam kawasan kawasan seperti kasawan diantaranya di Kota Semarang, Pati, Gunungkidul, Kulonprogo, Nunukan, Deliserdang, Sanggau, Ponorogo, Trenggalek, Kebumen, Gresik, Sorong, dan lainnya.

Produksi durian nasional tahun 2017 sebesar 795 ribu ton dan kebutuhan konsumsi 0,417 kg per kapita per tahun (Susenas BPS 2017)

Durian lokal sebagian besar dipasarkan di wilayah sekitar dan sebagian dijual ke daerah lain. Untuk wilayah Jabodetabek,  kebutuhan durian dipasok dari Serang, Pandeglang, Bogor, Majalengka, Jawa Tengah, Lampung dan Sumut.

Produk durian lokal tidak hanya digemari dalam negeri, tetapi juga diminati negara lain.  Hal ini dibuktikan tahun 2017 sudah ekspor  201 ton durian ke negara Hongkong, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Belanda, Australia. SY/HMSH