Spudnik : Pengembangan Wirausaha Muda Untuk Jadi Eksportir

udin abay | Kamis, 17 November 2016 , 21:31:00 WIB

Swadayaonline.com - Indonesia mempunyai ragam buah yang unik dan berkualitas yang disukai mancanegara, bahkan beberapa buah telah menjadi komoditas ekspor yang menghasilkan devisa negara. Pada acara pameran “Fruit Indonesia 2016” yang berlangsung tanggal 17-20 November 2016 di Parkir Timur Senayan Jakarta, Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Spudnik Sujono mengatakan pemerintah akan mempertemukan wirausaha muda/eksportir Indonesia dengan buyer agar buah lokal Indonesia bisa lebih banyak diekspor ke luar negeri. (17/11/2016)

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura telah melakukan pengkaderan wirausaha muda untuk menjadi eksportir. “Dari 80 wirausaha muda yang sudah dilakukan pengkaderan, terpilih 30 untuk bisa ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Hal tersebut sebagai pembelajaran kepada mereka bahwa ekspor buah kita juga harus bisa bangkit, pemerintah akan membantu memfasilitasi saja,” tegas Spudnik.

Dalam pengembangan wirausaha muda, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman telah meminta untuk dikembangkan kawasan terintegrasi antara petani dengan eksportir. Dari pengalaman yang ada, bantuan bibit yang diberikan petani ternyata tidak sampai menuju sasaran yaitu kehilirnya, maka adanya market dan kepastian harga merupakan usaha yang harus diperjuangkaan. Setiap eksportir harus bisa mengetahui apa selera negara tujuan, eksportir harus mempelajari selera konsumen. Spudnik mengatakan, dengan pengembangan terintegrasi, diharapkan eksportir juga bisa membagi ilmunya kepada petani dan menjadikan petani sebagai mitra eksportir.

Kemudahan Fasilitas dan Regulasi

Untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas buah Indonesia, pemerintah akan memberikan kemudahan bagi investror untuk pengembangan kawasan serta membantu akses pemasaran diluar negeri. Pemerintah saat ini sedang berjuang dengan tuntutan WTO untuk tidak membuka tutup impor, sementara UU No.13/2010 pasal 88 ayat 2 point b mengatakan bahwa impor di benarkan dengan memperhatikan produksi dalam negeri.
 
“Kita memang belum terlalu siap untuk itu, saya takut buah impor akan membanjiri Indonesia. Namun kita harus tetap bertahan dan lebih meningkatkan ekspor dengan lebih memenuhi GAP yang sudah menjadi prasyarat ekspor seperti registrasi kebun, packaging, budidaya, perlakuan, pestisida. Dengan adanya transfer teknologi yang bagus, eksportir kita saat ini sudah siap mengekspor buah berkualitas, hanya saja tinggal mengemas dalam satu kawasan untuk bisa memenuhi permintaan ekspor,” ujar Spudnik.

Untuk masalah ekspor memang terkadang harus ada timbal balik antara kedua negara (pertukaran komoditas ekspor), namun pemerintah juga harus cermat kapan waktu yang dibutuhkan untuk impor. biasanya impor dilakukan pada saat produksi buah di Indonesia tidak sedang panen, tetapi pada saat musim panen tidak boleh dilakukan impor hal tersebut agar harga di petani tidak jatuh.

Perluasan Lahan Perkebunan Buah

Menanggapi keinginan Presiden untuk melakukan perluasan perkebunan buah agar produksinya bisa mencukupi ekspor, Spudnik mengatakan potensi lahan buah yang hanya 700 ribu hektar memang tidak seperti luas kelapa sawit yang sudah jutaan hektar. Untuk pengembangan buah tersebut harus didukungan APBN, kemudahan regulasi importasi dan kemudahan untuk investor. “Kita butuh investor dan PTPN untuk membuat terobosan membuka lahan pengembangan buah, juga pengembangan untuk wiraswasta muda, dan pemerintah akan memberi fasilitas dalam hal budidaya,” tambahnya.

Fasilitas lain yang harus diberikan seperti perbaikan tata niaga misalnya cool storage mobil untuk pengangkutan buah, penataan ekstensifikasi lahan dengan pengembangan petani sampai proses bank, dan distribusi, juga packaging harus difasilitasi sehingga bisa meningkatkan produktifitas dan nilai tambah nantinya. “Pemerintah juga akan membuat bagaimana dari home industri sampai ke industri, ini butuh kerjasama dengan kementerian lain seperti dalam membantu teknologi pengolahan, karena Kementerian Pertanian tidak bisa kerja sendiri,” tegas Spudnik. SY