Mengelola Jerami dan Limbah Penggilingan Padi Sebagai Bioinduatri

udin abay | Sabtu, 18 Agustus 2018 , 15:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Saat ini, sebagian besar petani padi lahan pasang surut di Kalimantan Tengah melakukan aktivitas panen dengan Combine Harvester. Keuntungan alat panen ini adalah hemat tenaga kerja, waktu, mudah dalam pasca panennya, dapat menekan kehilangan hasil dan serangan hama. Ternyata dampak lain dari penggunaan mesin panen ini adalah semakin banyaknya jerami dan sisa brangkasan atau biomassa yang tertinggal di lahan. 

Menurut mujiono petani.desa Blanti Blok B kec. Pandih batu kab. Pulang pisau, sebelum adanya kegiatan pertanian bioindustri yang diperkenalkan Badan Litbang Pertanian-BPTP Kalteng, jerami sering diangap sebagai sisa tanaman yang mengganggu dalam pengolahan tanah dan penanaman padi, sehingga dibiarkan membusuk dan harus disingkirkan dari petakan sawah dengan cara yang praktis, yaitu membakar. Sekitar 75-80% petani membakar jerami di tempat, beberapa hari setelah panen dilakukan. Padahal pembakaran dapat meningkatkan suhu udara dipermukaan tanah mencapai 700 oC, sehingga dapat memusnahkan mikroba yang berguna dalam proses biologis, seperti perombak bahan organik, pengikat nitrogen dan mikroba yang memiliki fungsi biologis lain, disamping itu beberapa jenis hara juga.. SYHMSL