Program dan Target Capaian Kementan 2017

udin abay | Selasa, 20 Desember 2016 , 09:39:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian telah memfokuskan 7 komoditas utama dalam program pencapaian swasembada dan peningkatan produksi tahun 2017. Padi dan jagung merupakan target swasembada, sedangkan kedelai, cabai, bawang merah, daging, dan gula menjadi target untuk meningkatkan produksi. Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc mengatakan tahun 2017 anggaran Kementerian Pertanian dari APBN 22,1 trilyun, 18% di peruntukkan untuk belanja birokrasi dan sisanya untuk belanja pembangunan seperti inprastruktur, alsintan dan lainnya.

Menurutnya aggaran tersebut cukup ideal untuk melanjutkan program yang sudah berjalan sejak tahun 2016 yaitu untuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan melalui Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung, Kedelai (Pajale) guna mempercepat swasembada padi dan jagung. Untuk Ditjen Hortikultura yaitu peningkatan produksi cabai dan bawang merah. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menguatkan program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) untuk meningkatkan produksi daging dengan sasaran 4 juta akseptor dengan target 3 juta ekor sapi bunting.

Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) tahun 2017 meliputi pengawalan penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan. Para penyuluh berkewajiban untuk mendampingi dan meningkatkan kapasitas petani salah satunya dalam penerapan inovasi teknologi yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian, serta membangun wirausaha agar petani juga mampu berbisnis. “Secara umum meningkatkan kapasitas penyuluh melalui training, magang dan pelatihan agar handal di lapangan,” ujar Kasdi.      

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) selain mengetuai program UPSUS, dalam nawa citanya bertugas cetak sawah 1 juta hektar sampai tahun 2019. Sedangkan Badan Karantina Pertanian program kedepannya memperbaiki perannya dalam mengatasi ilegal impor dan ekspor, selain membangun pulau karantina. Badan Ketahanan Pangan (BKP) meningkatkan Toko Tani Indonesia TTI, perbaikan nutrisi gizi masyarakat dan diversifikasi pangan melalui Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat yang diharapkan nantinya masyarakat atau petani bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Untuk Ditjen Perkebunan program 2017 untuk meningkatkan produksi perkebunan petani swadaya dan perbenihan untuk melakukan replanting. Hal tersebut menurut Kasdi memang anggaran 2017 Ditjen Perkebunan tidak terlalu besar dibanding tahun 2016 karena Kementan saat saat ini masih fokus pada program 7 komoditas. “Bebebarap komoditas perkebunan seperti sawit,karet,kakao, saat ini memang banyak dikembangkan pengusaha swasta, tapi ada petani kecil yang harus dibantu oleh pemerintah. Petani harus tetap dibantu ekonominya, karena kalau diserahkan ke multinasional semua maka petani rakyat bisa hancur. Jadi “kue” ekonomi rakyat harus tetap ada, karena kalau tidak diperhatikan bisa jadi penjahat nantinya,” tegas Kasdi.

Kasdi mengatakan untuk mensukseskan dan mendukung program tersebut, Kementan juga bersinergi dengan kementerian lain. Hal tersebut untuk memutus blok dimana kementerian jangan bekerja berdasarkan tusi tapi berdasarkan program, jadi semua kementerian dirangkul karena Kementan tidak bisa bekerja sendiri. Untuk penyediaan air untuk pertanian, tahun 2017 Kementan sudah bekerjsama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Kemendes PDTT) akan mengembangkan embung, dam/parit, sumur tanah dangkal, kompanisasi air sungai dengan target 4 juta hektar pada lahan kering atau lahan yang IP nya satu untuk ditingaktkan menjadi dua bahkan tiga, sementara Kementan menyediakan alsin, dan benih. Sedangkan dengan Kementerian PU terus dilakukan pengembangan irigasi, membuat jaringan irigasi baru dan membetulkan yang rusak.

“Berdasarkan data BPS produksi padi kita 79,14 juta ton, sudah surplus. Keberhasilan tersebut adanya pengungkit utama yang sudah desain dari awal yaitu air, pupuk benih, elsintan, dan pengawalan penyuluh dan program 1000 desa mandiri benih. Jadi program yang lama 2016 akan diteruskan,  walaupun program 2017 ada yang tidak dilanjutkan tetapi dirubah,” tegas Kasdi. Pemberian bantuan seperti alsintan menurutnya akan terus diberikan karena memang jumlahnya belum optimal. Pemberian bantuan akan dihentikan berdasarkan peta kejenuhan, kalau sudah jenuh tidak diberikan lagi karena nantinya akan mangkrak. Namun dengan adanya penambahan luas tanam dan lahan, maka bantuan akan terus diberikan agar hasilnya meningkat.

“Jadi angaran Kementan 2017 yang tinggal 21 trilyun sudah ideal untuk meneruskan program yang kurang saja (belum mencapai target). Jadi jangan kita berpikir dari nol untuk menjalankan program 2017, karena sudah ada investasi sejak tahun 2015,” ungkap Kasdi. Bahkan menurutnya, untuk komoditas pemerintah juga akan hadir untuk mendampingi petani kedelai walaupun anggarannya lebih sedikit dibanding tahun 2016.

Prospek pertanian 2017 bila dilihat kondisi iklim setelah el nino menuju la nina menurut Kasdi akan lebih bagus, namun tetap perlu antisipasi karena perubahan iklim bisa menjadi penghalang produksi yang telah ditargetkan sewaktu-waktu. Prospek pertanian menjadi lebih baik bisa terlihat kinerja yang semakin optimal dalam kerangka menyediaan infrastruktur dan jaringan irigasi yang semakin baik, pemerintah semakin paham tentang permasalahan dilapangan, punya strategi lebih bagus, sehingga prospek kedepan akan lebih bagus produksinya. SY