Kelopok Tani Segara Madu Belajar Pengolahan Biji Kakao dan Pengolahan Limbah Kakao dan Ternak

udin abay | Selasa, 04 September 2018 , 15:13:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kertempilan petani di kawasan pengembangan kawasan kakao di Kab. Kolaka Timut, BPTP Balitbangtan Sualtra lakukan pelatihan  integrasi tanaman perkebunan kakao dengan ternak.  (Minggu, 02/09/2018)

Dr. Julian Witjaksono, MSc, dalam membuka acara tersebut menyampaikan bahwa pada kegiatan ini pelatihan yang dilakukaan antara lain : pembuatan pakan kakao dari limbah kakao, perakitan dan pembuatan biogas dari kotoran sapi, dan pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat.

Salah satu narasumber Miftah Hidayat, SP menyampaikan bahwa, cangkang kakao bisa dimanfaatkan sebagai pakan sapi. “Selama ini cangkang kakao yang dibuang-buang bisa dimanfaatkan untung pakan sapi, selain itu jika cangkang kakao ditumpuk begitu saja menjadi sumber berkembangnya hama.” kata Miftah
Dari 100 kg cangkang basah jika diolah mejadi pakan atau tepung bisa menjadi 25 kg, dan cangkang kakao ini sebagai pakan tambahan, sebagai pengganti dedak. “Kandungan protein kasar yang terkandung dalam tepung kakao, 15 – 16 %. Potensi tepung cangkang kakao dalam 1 ha adalah sesuai produksi kakao yang dihasilkan.   Keuntungan dari intergrasi antara lain, peningkatan bobot ternak sapi, menekan berkembangnya hama di perkebunan, dan meningkatkan pendapatan petani”, kata Miftah. 

Selanjutnya Yudi Irawan, SP menyampaikan bahwa untuk membuatk biogas dari kotoran sapi, bahan yang diperlukan adalah, reaktor, kotoran ternak sapi, dan air. Reaktor yang dirancang oleh Peneliti dan penyuluh BPTP Balitbangtan Sultra berasal dari bahan yang mudah didapat dan murah. Untuk mengencerkan kotoran dengan perbandiangan 1 bagian kotoran dan 1 bagian air. Bahan baku dimasukan kedalam reaktor dengan volume ¾ dari volume reactor, dan biogas akan bisa dipanen seletah 3 minggu. Untuk selanjutnya tinggal pengieisn 2 hari sekali.

Wayan, salah satu wanita tani yang terlibat dalam praktek pembuatan tepung kakao menyampaikan bahwa dengan kegiatan ini akhirnya kami wanita tani mengetahui cara pembuatan tepung coklat. Sehingga  ke depannya akan kami mencoba untuk dikembangkan, minimal untuk konsumsi sendiri khususnya untuk membuat kue dan minuman coklat sudah bisa terpenuhi. “ Jika kami sudah mahir, olahan ini akan kami produksi dalam jumlah  besar untuk mendukung Program Nyoklat” kata Wayan. Namun demikian pemasarannya masih perlu dibantu. SY/HMSL