Balitbangtan Kembangan Kit Deteksi Sapi Bersampel Urin

udin abay | Jum'at, 14 September 2018 , 16:50:00 WIB

Swadayaonline.com - Kebutuhan daging sapi nasional terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah  penduduk dan perbaikan daya beli masyarakat. Pada tahun 2017, produksi daging sapi nasional hanya mampu memenuhi 72% (516.603 ton) konsumsi nasional, sisanya dipenuhi dari impor. 

Dalam upaya meningkatkan produksi daging dalam negeri, pemerintah melakukan
upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi nasional melalui program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Program ini telah dilakukan dengan optimalisasi fungsi reproduksi ternak betina di 33 provinsi.

Untuk mendukung optimalisasi fungsi reproduksi ternak betina, Balitbangtan telah mengembangkan teknologi deteksi dini kebuntingan. Kit tersebut mampu mendeteksi tingkat kebuntingan kurang dari satu bulan, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi program IB, serta membantu manajemen ternak secara ekonomis. 

Menurut peneliti BB Biogen Balitbangtan Dr. Tri Puji Priyatno, kit kebuntingan ini mudah digunakan oleh para inseminator atau petugas peternakan di lapang, karena di dalam kit sudah tersedia test kit dan empat jenis pereaksi yang praktis untuk digunakan.

“Untuk pendeteksiannya, para petugas di lapang cukup menggunakan 0,5 ml urin sapi yang telah diiseminasi lebih dari satu minggu. Hasil deteksi dapat terlihat dalam waktu 30-45 menit setelah reaksi dengan tingkat akuasi mencapai 90%,” ujar Tri.

Dengan adanya tool kit deteksi dini kebuntingan sapi ini, Tri berharap agar target swasembada sapi dapat terealisasi. “Semoga kit ini menjadi salah satu teknologi untuk mendukung program percepatan populasi sapi nasional melalui optimalisasi reproduksi sapi betina produktif, sehingga target swasembada daging sapi tahun 2026 dapat segera terealisasi,” tutupnya. SY/HMSL