Optimalisasi Alsintan, Picu Semangat Pemuda untuk Bertani

udin abay | Rabu, 10 Oktober 2018 , 10:38:00 WIB

Swadayaonline.com - Pertanian merupakan roda penggerak ekonomi nasional. Sektor pertanian bisa membuat ekonomi Indonesia kian bersaing di dunia internasional, dimana padi merupakan produk utama dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional. 

Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan beras sampai pada tahun 2025 diprediksikan terus meningkat mencapai 65,9 juta ton GKG. Demi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia, pemerintah telah menetapkan cita-cita Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045. Oleh karena itu, mulai saat ini peran dari masyarakat serta pemerintah tidak bisa lepas dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi “Lumbung Pangan Dunia” di tahun 2045. Seluruh rakyat Indonesia harus bahu membahu untuk terus meningkatkan kontribusi di sektor pertanian agar cita-cita tersebut bukan menjadi impian semata.

Peran generasi muda, khususnya petani muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting, ungkap Dr. Joko Pramono (Kepala BPTP Yogyakarta). Peneliti BPTP Yogyakarta, Dr. Arlina Budi menyampaikan bahwa kondisi pertanian di Indonesia saat ini mengalami penurunan minat dari generasi muda, terbukti banyak petani yang sudah berusia 50 tahun keatas, ujarnya.

 Oleh karena itu generasi muda terus didorong agar berperan aktif, kreatif dan inovatif dan tertarik dengan bidang pertanian, sehingga dapat sebagai motor penggerak bidang pertanian di Indonesia. Generasi muda yang mempunyai potensi sumber daya manusia yang strategis, memiliki kemampuan ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian. Untuk itu diperlukan pelatihan dan pendampingan serta magang supaya para petani muda calon wirausaha mampu menciptakan dan merintis usaha yang menguntungkan. Sebagai contoh adalah pendampingan, pelatihan dan magang bagi KT. Ngudi Santosa di UPJA Sasono Catur Imogiri Bantul oleh BPTP Yogyakarta bersama BPP Kalibawang bulan Agustus lalu dalam kegiatan Pendampingan Padi. Pendampingan, pelatihan dan magang tersebut dilakukan guna  memberikan pembekalan dan juga  menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi petani muda dan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam hal berwirausaha dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani serta diharapkan mampu menjadi inspirasi dan agen perubahan bagi kelompok tani lainnya melalui wadah komunikasi berbagi ilmu dan pengalaman farmer to farmer (dari petani untuk petani).

Dalam momentum hari Sumpah Pemuda ini UPJA Sasono Catur Imogiri Bantul menularkan jiwa pertanian yang penuh semangat, dinamis dan sangat responsive terhadap inovasi teknologi baru, sehingga nantinya secara mandiri mampu mereplikasi inovasi teknologi budidaya padi Jarwo Super dan memberikan inspirasi bagi kelompok tani kelompok tani lainnya, baik di dalam kabupaten maupun di kabupaten lainnya. UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan) yang baru terbentuk sejak bulan Juli 2017 lalu telah mampu secara mandiri mengoperasionalkan UPJAnya dan memberikan sharing pengalaman serta keterampilan dan pengetahuannya dalam budidaya teknologi Jarwo Super disini, ujar Wageyana. 

Teknologi jajar legowo super meliputi penanaman varietas unggul baru berproduktivitas tinggi menggunakan mesin tanam jarwo transplanter, perlindungan benih menggunakan pupuk hayati, pengomposan jerami saat olah tanah, pemanfaatan musuh alami, penanaman refugia, dan penggunaan insektisida secara tepat, dan panen menggunakan combine harvester untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen. SY/HMSL