Inovasi Balitbangtan Wujudkan Ekspor Nenas Kundur

udin abay | Rabu, 17 Oktober 2018 , 06:13:00 WIB

Swadayaonline.com.- Tidak lama lagi, penduduk negara tetangga Singapura bisa menikmati nanas yang diekspor dari wilayah tetanganya Kabupaten Karimun, khususnya dari pulau Kundur.  Hal ini bisa terwujud karena program Kementan yaitu Program Program Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor –Wilayah Perbatasan (LPBE-WP).  Program ini bertujuan untuk  mendorong  ekspor produk pertanian Indonesia dari wilayah perbatasan sehingga biaya transportasi bisa ditekan.  Tujuan lain yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha tani yang berada di wilayah perbatasan yang selama ini agak terlupakan.

Pulau Kundur adalah salah satu pulau di kabupaten Karimun yang termasuk wilayah terluar Indonesia. Pulau ini memiliki potenesi buah nenas yang cukup besar. Luas pertanaman nenas saat ini sekitar 300Ha. Ditambah lagi dengan letaknya yang sangat dekat dengan Singapura, menjadikan Pulau ini memiliki peluang yang besar untuk menjadi pemasok buah nenas utama ke Singapura.

Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun mencanangkan untuk memulai ekspor perdana nanas ke negara tetangga pada tahun 2018 ini.  Untuk itu, Dinas Pangan Pertanian menggandeng Balitbangtan, Ditjen Hortikultura, PT Alamanda Sejati Utama untuk merealisasikan rencana ekspor nenas kundur tersebut.  Kepala Dinas Pangan Pertanian Kabupaten Karimun, Muhammad Affan mentargetkan ekspor perdana nanas Kundur dapat dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2018 bersamaan dengan peringatan ulang tahun Kabupaten Karimun.  

Untuk persiapan acara tersebut, sudah dilakukan berbagai kegiatan antara lain perbaikan bangunan PHO yang sudah lama dibangun namun belum difungsikan sehingga cukup layak digunakan untuk penanganan segar buah nenas.  Selanjutnya Balai Besar Pascapanen Pertanian membantu penyiapan line proses penanganan segar nanas hingga siap ekspor. Adapun beberapa peralatan yang disiapkan sebagai persyaratan sebuah PHO diantaranya berupa bak pencucian, bak sterilisasi dengan menggunakan ozon, meja peniris yang dilengkapi dengan blower, meja sortasi dan pembersihan yang dilengkapi dengan hembusan angin dari kompresor serta meja pengemasan.  

Unit Penanganan Segar Buah Ekspor

Selain bantuan peralatan, peneliti Balai Besar Pascapanen ikut serta dan berperan aktif sebagai narasumber pada Bimtek yang diselenggarakan pada tanggal 19 hingga 21 september 2018, yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun bekerjasama dengan PT Alamanda Sejati Utama.  Materi utama yang disampaikan adalah teknik penanganan pascapanen buah nenas untuk ekspor,  mulai dari penentuan waktu panen hingga produk siap untuk ditransportasikan. Disamping teori, para peserta Bimtek juga diberikan pelajaran praktek di lapangan mulai dari pemetikan, pengumpulan nenas di lapang hingga pengemasan. Bimbingan teknis dikuti oleh sekitar 50 orang peserta yang terdiri atas para petani nenas dan PPL wilayah Kabupaten Karimun.

Kepala BB Pascapanen, Prof. Risfaheri berharap dengan fasilitas PHO yang cukup lengkap, diharapkan ekspor perdana nenas menjadi awal dari bangkitnya perekonomian di daerah perbatasan, khususnya bagi para petani nenas di Pulau Kundur.  Saat ini permintaan nenas Kundur juga sudah mulai datang dari beberapa negara selain Singapura seperti Iran dan Hongkong. Ke depan, untuk bisa mengirimkan nenas ke negara Timur Tengah dalam kondisi tetap segar tentunya diperlukan teknologi pascapanen yang lebih canggih lagi karena waktu transportasi yang lebih lama.  Untuk itu fasilitas PHO ini perlu lebih dilengkapi dengan fasilitas lain seperti bubble washer, cold room, coating, forklift serta pelabuhan container. SY/HMSL