Litbang Pertanian Gandeng Litbang Kesehatan Atasi Antraks

udin abay | Selasa, 07 Februari 2017 , 11:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Penyakit antraks merupakan penyakit prioritas di Kementerian Pertanian (Kementan) maupun di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), karena penyakit tersebut terjadi pada manusia yang berhubungan dengan wabah penyakit antraks pada hewan. Terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) tersebut, Badan Litbang Pertanian dan badan Litbang Kesehatan melakukan nota kesepahaman dalam penelitian dan pengembangan terkait pemeriksaan spesimen KLB antraks dan pengendaliannya di Indonesia, dan nota kerjasama Balai Besar Penitian Veteriner Litbang Pertanian dengan Pusat Peneitlian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan tentang pemeriksaan laboratorium spesifik kejadian luar biasa antraks di Kantor Pusat balitbangtan. (6/2/2017)

Badan Litban Pertanian, Dr. Ir. Muhammad Syakir mengatakan kerjasama ini merupakan wujud dan tindak lanjut untuk mengoptimalkan kinerja institusi Indonesia, bukan sebatas MoU saja suatu ikhtiar secara koleksitif untuk penyelesaian yang berhubungan dengan pertanian dan kesehatan. “Ini komitmen bersama antara Litbang Kementan dan Litbang Kemenkes yang sebenarnya sudah terjalin kerjasama sejak beberapa waktu lalu, dan ini harus dipelihara dengan baik mengingat intensitas kinerja pemerintah saat ini memerlukan tindakan yang cepat. Bukan hanya kesehatan manusia tapi juga hewan, karena pertanian mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung. Ini sektor pertanian kedepan bukan hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tapi juga aspek sosial,” ujarnya.

Syakir mengatakan bahwa penyakit antraks harus dikawal dengan ketat karena implikasinya sangat kuat, maka kedua lembaga ini harus solid dan turun bersama untuk melakukan langkah theraphy. “Kita ada tanaman sebagai fungsi obat herbal, dalam rangka mendukung double trax dalam pelayanan kesehatan. Karena negara lain yang memiliki sumber daya manusia (sdm) yang baik, akan memanfaatkan aspek tanaman obat. Sedangkan Indonesia memiiki keragaman genetik nomor dua dunia, itu bisa digerakkan potensinya bila ada sinergisme antar lembaga terkait. Sistem pembagian kerja kita kerjakan bersama, karena inovasi sangat penting dan bersinergi melakukan langkah preventif untuk mengatasi masalah di lapangan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kesehatan, Dr. Siswanto mengatakan kesepakatan ini sangat penting karena berkaitan dengan konsep one health sehingga pendekatannya harus terintegrasi. Terkait laboratorium diagnosa akan digunakan untuk menentukan apakah penyebabkannya penyakit yang timbul dalam kelompok public health emergency antara manusia dan hewan seperti flu burung dan antraks. “Jejaring laboratorium sangat penting untuk membuat jejaring nasional  yang sangat kuat. Konsep global security penting untuk mencegah dan mendeteksi suatu penyakit,” tegasnya.

“Pendekatan etimologi dalam pencegahan penyakit pada manusia dan hewan ini harus dishare bersama sehingga ada pengendalian terhadap penyakit zoonosis tersebut. Dengan kejaian KLB ini, diharapkan peternak dapat melakukan kegiatannya sesuai SOP sehingga tidak ada lagi penyakit yang berdampak pada ternak. Kepala Balai Besar Penitian Veteriner Litbang Pertanian Dr. Drh. Indi Darmayanti mengatakan masing-masing peneliti akan melakukan tugasnya amsing-masing tapi tujuannya sama dalam penanggulangan penyakit zoonosis tersebut. Fasilitas yang ada di Litbang maupun Kesehatan,bisa digunakan bersama sehingga efektifitas dan efisiensi akan terjadi. SY