Rescue Programs, Mengembalikan Perekonomian Lombok Melalui Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian

udin abay | Sabtu, 17 November 2018 , 11:35:00 WIB

Swadayaonline.com - Gempa dahsyat yang terjadi di Lombok mengakibatkan banyak korban jiwa maupun materi, kini menyisahkan permasalahan terutama kesejahteraan dan pendapatan masyarakat karena perekonomian belum 100% kembali normal. Tercatat dalam berbagai laporan bahwa sekitar 80 % rumah terdampak gempa mengalami kerusakan dari skala ringan, sedang maupun berat. Di sisi lain berbagai program pemerintah melalui Kementerian Pertanian, ada yang mengalami kegagalan pertanamannya di beberapa daerah sehingga tidak sesuai target karena kejadian gempa tersebut. Kekurangan pangan, gagal panen dan hancurnya luas tanam komoditas unggulan menjadi data yang harus segera diperbaiki melalui berbagai rescue programs.

Kementerian Pertanian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) telah merumuskan beberapa rescue programs terkait gempa Lombok. Kegiatan tersebut terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis di propinsi Jawa Timur serta memiliki wilayah kerja di Nusa Tenggara Barat berkewajiban untuk segera menyusun langkah strategis guna membantu bangkitnya perekonomian Lombok melalui pelatihan dan perberdayaan masyarakar.

Pengertian masyarakat di sini tercakup di dalamnya para petugas yaitu penyuluh pertanian, petani serta stakeholders lainnya. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BBPP Ketindan dan keunggulan yang dimiliki serta potensi wilayah kerja, maka telah terencanakan beberapa bimbingan teknis (bimtek) terkait pengolahan hasil pertanian yaitu komoditas hortikultura untuk segera diluncurkan sebagai langkah nyata BBPP Ketindan. Penetapan kegiatan tersebut didasarkan pertimbangan tentang kurun waktu yang dibutuhkan serta hasil proses lebih cepat terlihat. Banyak stakeholders yang dapat dijangkau baik dalam jumlah maupun standar kompetensi awal serta dapat dimanfaatkan sebagai alternatif ekonomi kreatif masa depan, sehingga mampu mengurangi pengangguran pasca gempa.

Sebanyak 100 orang dilatih dalam bimtek pengolahan hasil ini yang dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu di Lombok Timur di dua kecamatan yaitu Sembalun dan Sambelia sejumah 66 orang, sedangkan di Kabupaten Lombok Utara melatih sebanyak 34 orang bertempat di kecamatan Gangga. Pengolahan hasil yang diajarkan menggunakan teknologi terapan yang mudah diaplikasikan oleh peserta, seperti pembuatan saus tomat dan cabai, bawang goreng krispi, minyak bawang dan minyak cabai serta sambal bawang. Dengan proses yang mudah tersebut diharapkan akan cepat memberi nilai tambah kepada peserta terutama pada peningkatan perekonomian keluarga. SY/YNI