Balitnak Balitbangtan Luncurkan Ayam Lokal SenSi-1 Agrinak

udin abay | Selasa, 21 Februari 2017 , 21:48:00 WIB

Swadayaonline.com - Industri dan konsumsi daging ayam lokal semakin berkembang, karena mempunyai cita rasa dan ke khasan dalam sebuah kuliner. Dengan memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya genetik ayam lokal nasional, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, meluncurkan hasil penelitian baru ayam lokal pedaging unggul SenSi-1 (Sentul terselekSi) Agrinak di Ciawi, Bogor. (21/2/2017)  

SenSi-1 Agrinak merupakan galur murni (pure line) ayam lokal pedaging unggul yang dapat dimanfaatkan sebagai ayam niaga crossing dengan galur betina KUB (final stock) atau sebagai ayam tetua (parent stock), dan pada tahun 2017 penemuan tersebut telah ditetapkan sebagai galur ayam lokal pedaging asli Indonesia sesuai SK Mentan Nomor 39/Kpts/PK.020/12017, tanggal 20 Januari 2017.

Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Balitbangtan, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si mengatakan untuk mendapatkan ayam SenSi- 1 Agrinak, Balitnak telah melakukan penelitian selama 5 tahun dan menghasilkan ayam kampung dengan usia 10 bulan menghasilkan daging 900gram, produktivitas yang tinggi dan cepat, tahan penyakit, dan mempunyai warna dan bulu yang khas.

“Ayam kampung ini perlu dikembangkan, karena pasar dan permintaannya cukup besar sehingga pemenuhan akan protein ayam kampung bisa terpenuhi. Pakan bisa dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan kualitas yang ditetapkan yaitu 17 persen protein kasar dengan 2800 kkal ME/kg untuk masa pertumbuhan selama 20 minggu. Pakan juga bisa dibuat sendiri yang bahannya sesuai kearifan lokal yang ada di daerah pengembangan, sehingga menjadi pakan organik,” tegas Fajry.

Untuk pengembangan sementara akan dilakukan di Jakarta, dan saat ini sudah diminati oleh beberapa mitra yang akan ikut mengembangkan ayam SenSi-1 Agrinak. “Ini merupakan bisnis, dan harus berfikir pengembangannya secara industrialisasi. Kalau ingin skala industri, maka pemeliharaannya juga harus lebih intensif jangan di lepas seperti pelihara ayam kampung biasa, begitupun pemberian pakan dan perawatannya,” tambahnya.

Kepala Balitnak, Dr. Suharsono mengatakan kendala pengembangan ayam lokal secara intensif adalah sulitnya memperoleh bibit unggul. Dengan teknologi yang ada, maka dihasilkan ayam lokal pedaging unggul yang dapat meningkatkan efisiensi dan budidayanya. “Penelitian ini sudah dilakukan sejak tahun 2013, dan awal tahun 2017 baru dirilis karena memang hasilnya sangat menguntungkan sekali bagi peternak kecil maupun besar,” tambahnya.

Bagi peternak besar/swasta maupun masyarakat/peternak kecil yang ingin mengembangkan ayam SenSi-1 Agrinak akan diberikan berbagai pelatihan tentang bagaimana cara pengembangan dan pemeliharaannya sampai kepada cara pembuatan pakannya, sehingga nantinya akan menjadi peternak yang mandiri. “Karena fluktuasi harga ayam kampung sangat berbeda dengan ayam broiler, jadi memang sangat menguntungkan,” kata Suharsono. SY