Membentuk Kesamaan Persepsi Untuk Membangun Kejayaan Perkebunan

udin abay | Sabtu, 08 Desember 2018 , 18:44:00 WIB

Swadayaonline.com - Sub sektor perkebunan, dalam perjalanannya selalu memberikan peran dan kontribusi yang signifikan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia, baik sebagai komoditi yang memiliki nilai ekonomis dalam menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri dan bio energi, maupun sebagai komoditas yang mampu memelihara dan memperbaiki fungsi lingkungan dan fungsi sosial, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu komoditas perkebunan berperan dalam penyedia lapangan pekerjaan dengan keterlibatan 22,69 juta jiwa tenaga kerja dan pekebun.

“Jika dilihat dari sumbangan terhadap PDB pertanian, komoditas perkebunan berkontribusi sebesar 34% atau senilai 471,31 triliun rupiah dan angka ini lebih besar dari kontribusi Minyak dan Gas terhadap PDB Nasional yang hanya sebesar 390,48 triliun rupiah pada tahun 2017. Bahkan sampai dengan triwulan II tahun 2018, kontribusi perkebunan kepada PDB mencapai 384,22 triliun rupiah, jauh lebih besar dari PDB minyak dan gas bumi yang hanya mencapai 264,46 triliun rupiah” kata Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Bambang, MM pada peringatan Hari Perkebunan ke 61 di Gedung Sate, Bandung, (8/12/2018)

Keterpaduan sikap yang sejalan dan selaras dalam membangun perkebunan serta membentuk kesamaan persepsi untuk mendorong kejayaan perkebunan di berbagai lini merupakan ide dasar dalam mendorong pembangunan Indonesia yang tertuang dalam tema Hari Perkebunan kali ini yaitu Sinergi dan Akselerasi Kejayaan Perkebunan.
Rangkaian kegiatan Hari Perkebuan ke – 61 tahun 2018 pada tanggal 8 sampai 10 Desember 2018 di Bandung meliputi pameran, workshop dewan komoditi, panggung terbuka, talk show, lounching E-STDB (Surat Tanda Daftar Budi daya), penyerahan sertifikat ISPO dan acara puncak Hari Perkebunan dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2018.

Pada acara puncak hari perkebunan nantinya akan diberikan penghargaan kepada Kepala Daerah Peduli Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan, Perusahaan berperan aktif dalam pembangunan perkebunan berkelanjutan, KUD pelopor pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat, Pemenang kontes kopi spesialti dan ekspor kopi , Gapoktan berprestasi dalam pengembangan agribisnis kopi spesialty, Petani pelopor ekspor gula serbuk kelapa organik, UPPB terbaik yang menjadi acuan pengolahan Bahan Olah Karet (BOKAR) bersih.

Selain itu juga akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Ditjen Perkebunan dengan Badan Standardisasi Nasional tentang Pengembangan Skema Sertifikasi Nasional untuk Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Badan Restorasi Gambut tentang Supervisi dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan infrastruktur di lahan konsesi dalam kerangka restorasi, Pemerintahan Provinsi Papua Barat, Kabupaten Fak-Fak dan Yayasan Penelitian inovasi Bumi (INOBU) tentang Pemberdayaan pekebun pala papua untuk mewujudkan perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat.

Penandatangan nota kesepahaman juga akan dilakulan antara Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITRI) tentang Pengembangan varietas tanaman kopi di provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan tentang Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan guna mendukung Program Strategis Provinsi Sumatera Selatan.

Bambang menambahkan bahwa kunci untuk mendorong kejayaan perkebunan antara lain melalui sinkronisasi program dan sinergitas antar stakeholder bidang perkebunan lintas perkebunan/kota, provinsi dan pusat, akan menghasilkan keterpaduan perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan pembangunan perkebunan rakyat yang proporsional. Perwujudan semua program tersebut tentu sangat ditentukan oleh kerja sama dan dukungan semua kalangan, terutama partisipasi masyarakat pekebun dan pemerintah serta dukungan para pelaku usaha.
Pembangunan perkebunan menurutnya akan menghadapi tantangan dan hambatan perdagangan global dimana Indonesia turut berperan serta aktif didalamnya. “Untuk itu, kita tidak hanya perlu keterpaduan sumber daya alam maupun sumber daya alam manusia, namun juga memerlukan kebersamaan dan keterbukaan dari seluruh stakeholder pusat dan daerah, namun juga harus didukung penuh oleh peningkatan nilai tambah produk perkebunan untuk mendukung penguasaan pasar domestik komoditas perkebunan yang berorientasi ramah lingkungan serta aktif dalam berbagai forum diplomasi perkebunan untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut” pungkas Bambang.

Hari Perkebunan ke-61 juga membangun momentum positif untuk bagi seluruh insan perkebunan untuk menciptakan generasi–generasi baru perkebunan yang sadar teknologi untuk lebih menguatkan jejaring perkebunan dalam peningkatan pembangunan perekonomian negara. SY