Pengembangan Lahan Rawa Solusi Pangan Nasional

udin abay | Jum'at, 14 Desember 2018 , 15:07:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Litbang Pertanian bersama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian melakukan acara Bincang Asyik Pertanian Indonesia (Bakpia) dengan wartawan pertanian di Bogor. Bincang asyik tersebut membahas tentang program dan capaian kegiatan Bogor Agro Science Techno Park (BASTP) dan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). (14/12/2018).

Plh Balitbangtan, Prama Yufdy mengatakan pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan diandalkan. Hal tersebut terbukti dari data maupun teknologi yang selalu disorot oleh masyarakat bahkan sektor lainnya. "Kita akan luncurkan inovasi hasil Balitbangtan dengan berbagai komoditas, yang betul-betul bisa membangkitkan pertanian di lapangan", katanya.

Pengembangan pertanian di lahan rawa kini telah berhasil dan terbukti meningkatkan produktivitas dan IP, dan pengembangannya akan terus ditingkatkan sampai 500 ribu hektar. Kalau kegiatan ini berhasil menurut Prama Yufdy, maka Indonesia ketersediaan berasnya akan semakin bertambah. Angka dari BPS beras kita surplus, kalau lahan rawa berhasil dengan baik maka akan lebih surplus lagi", ujarnya.

Kepala BBPSDLP, Dedi Nursyamsi mengungkapkan lahan rawa merupakan lahan yang kurang produktif, dengan sentuhan inovasi lahannya kini menjadi produktif. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan produktivitas yang awalnya hanya 2 ton perhektar, setelah mendapat sentuhan inovasi meningkat menjadi 6 ton perhektar. "Lahan rawa yang ada saat ini 34.1 juta hektar, yang sesuai untuk pertanian 19.2 juta hektar dan lahan yang potensial 7.4 juta hektar", tegasnya.

Menurutnya, potensinya sangat tinggi, tapi pemanfaatannya belum optimal. Padahal lahan rawa bisa menjadi solusi pangan nasional dan surplus akan terus bertambah. Dibanding lahan sawah, lahan rawa punya keunggulan yaitu airnya ada terus. Lahan rawa lebak bila kemarau air turun, maka permukaan tanah untuk ditanami semakin luas dan saat musim kering panen akan melimpah. "Lahan rawa tidak di pupuk tetap subur, karena makanan atau nutrisi pada tanah terus ada" ungkap Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, program "Serasi" merupakan inisiasi atas denfarm yang dilakukan saat Hari Pangan Sedunia (HPS) di Jejangkit, Kalsel yang berhasil dengan baik karena meningkatkan produktivitas, IP, dan diversifikasi. Peningkatan IP terjadi karena perbaikan saluran air (normalisasi air) menggunakan varietas umur genjah, penggunaan alsin untuk proses tanam sampai panen.

Peningkatan produktivitas dengan melakukan tata air satu arah, varietas adaptip rawa (inpara), penggunakan bahan organik, pemupukan berimbang, pengendalian OPT, alsintan, pemberdayaan petani (korporasi). Sedangkan diversifikasi dilahan rawa karena banyak air, bagus untuk pengembangan itik dan ikan tetapi airnya harua bergerak. Juga bisa dikembangkan sayuran yang gampang dijual seperti kangkung, salada.

Sementara itu, Kepala.Balai Besar Pengkajian Balitbangtan, Haris Syahbuddin mengatakan BASTP (bogor agro science techno park) atau "kawitan" kawasan inovasi pertanian untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang teknologi Litbang Pertanian yang memiliki fasilitas paling lengkap di Asia. Dirinya mengungkapkan Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu, kini telah ditetapkan sebagai BASTP sejak 25 Maret 2017 sebagai pelayanan Balitbangtan terhadap perkembangan IPTEK pertanian berbasis inovasi sekaligus melengkapi destinasi wisata di Kota Bogor. "BASTP lebih menampilkan inovasi tanaman produksi, bwrbeda dengan Kebun Raya Bogor yang lebih menampilkan tanaman tahunan dan hutan", jelasnya.

BASTP sendiri memiliki fungsi sebagai penyedia informasi suberdaya genetik, lahan ilmu pengetahuan dan teknologi inovatif. Sebagai penyedia fasilitas belajar alih teknologi dna infoemasi serta peragaan teknologi unggul bidang pèrtanian, dan sebagai pusat peragaan proses penelitian, pengkajian dan pengembangan serta aplikasi teknologi unggul pertanian.

Dalam mewujudkan fungsi tersebut, menurut Haris Syabuddin fungsi tersebut dirumuskan dalam enam pelayanan yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu wisata ilmiah, kunjungan edukasi, inkubasi bisnis pertanian, bimbingan teknologi, konsultasi teknologi pertanian, dan konsultasi kelayakan usaha pertanian. "Dari ke enam layanan tersebut, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sehingga mampu meraih kejayaan pertanian Indonesia", tambahnya. SY