Kementan Dukung Penuh Pasar Ekspor Manggis

udin abay | Sabtu, 15 Desember 2018 , 08:41:00 WIB

Swadayaonline.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Liliek Sri  Utami ditemani Sekretaris Badan Karantina Sujarwanto menerima rombongan Komisi IV DPR RI meninjau rumah kemas di Denpasar Bali, Jumat (14/12).

Dalam kunjungan ini dirinya memastikan dukungan pemerintah terkait pasar eskpor hortikultura khususnya manggis.  Dengan berkembangnya ekspor akan memberikan jaminan pasar bagi petani manggis. Untuk itu dibutuhkan produk manggis yang benar - benar bagus. 

"Ke depannya Indonesia menjadi pengekspor manggis. Terkait pembinaan kepada petani, Kementerian Pertanian memberikan dukungan dari hulu ke hilir. Mulai dari pengembangan sentra manggis di lahan hingga fasilitas pasca panen dan rumah kemas", jelasnya. 

PT Narendra Mandala Sukses adalah salah satu rumah kemas teregistrasi. Rata - rata pengiriman ekspor sebanyak 50 ton per hari, namun di musim hujan ini produksi menurun. Harga manggis di pengumpul berkisar Rp 35 ribu per kg lalu dijual antara harga Rp 90 - 120 ribu per kg untuk kualitas super. Perusahaan ini menyatakan bahwa dari target 9000 ton manggis yang dijual ke China, perusahaannya sudah merealisasikan sebanyak 3000 ton.

"Permintaan di China banyak dan sudah kewalahan. Manggis ini kami ambil dari Banyuwangi, Tabanan dan seputar Bali", jelas Kresna Pranata Kusuma, Direktur Utama PT Narendra Mandala Sukses. 

Dirinya menambahkan untuk saat ini terjadi penurunan kualitas dikarenakan musim hujan. Terdapat getah kuning pada daging buah.

"Masa puncaknya di Oktober lalu. Pengiriman 60 ton per hari. Saat ini keuntungannya lebih dari Rp 30 milyar. Pada April 2019 nanti ditargetkan keuntungan Rp 60 milyar", tambahnya. 

Roem Kono, Pimpinan Komisi IV DPR RI menyatakan kebanggaan bahwasanya pertanian Indonesia semakin maju. "Sangat membanggakan di mana 3000 ton per tahun. Tata kelolanya sangat bagus. Hal ini perlu dilakukan terus -menerus. Hasil hortikultura mendukung ekonomi nasional. Perlu dukungan anggaran, regulasi dan teknologi sehingga ekspor kita tidak akan kalah dengan negara lain".

Eko Hendro Purnomo atau biasa dikenal Eko Patrio usai melihat proses persiapan, akhirnya meyakini bahwa Indonesia nyatanya mampu untuk ekspor. "Setelah saya melihat ini maka bisa dibuktikan ada ekspor. Saya bangga, saya dengar ada ekspor. Saya lihat pekerjaan ekspor ini dilakukan dengan profesional", ucapnya bangga.

Selanjutnya I Made Urip dari fraksi PDIP menyoroti penuh tentang pentingnya sarana dan persoalan higinitas dalam rangka peningkatan kualitas. Kepercayaan diperlukan guna memperoleh pasar.

"Peningkatan pra sarana dan sarana perlu ditingkatkan lebih baik lagi termasuk _packaging_.  Karantina kuat, bargaining kita kuat, yang jelas kita perlu menambah dana buat sarana dan prasarana".

*Manggis di Bali*

Provinsi Bali merupakan salah satu sentra manggis di Indonesia. Berdasarkan data BPS perkembangan produksi manggis di provinsi Bali pada tahun 2016 sebesar 6.344 ton dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 2.715 ton. Sentra produksi utama  manggis di kabupaten Tabanan yang penyebarannya meliputi kecamatan Pupuan dan Selemadeg Barat. Pada tahun 2016 produksi manggis di kabupaten Tabanan sebesar 2.934 ton dengan luas panen 715 ha.  Produksi manggis kabupaten Tabanan memberikan kontribusi 46.2% dari produksi manggis di Provinsi Bali.

Musim panen manggis di kabupaten Tabanan mulai dari Desember - April dan puncak panen terjadi pada bulan Maret. Harga manggis mulai dari Rp 15 - 25 ribu per kg. Naiknya harga jual manggis pada puncak musim panen karena produk yang ada langsung terserap oleh pasar. Dengan dibukanya ekspor manggis langsung ke China, petani manggis memperoleh angin segar sekaligus penyelamat ketika terjadi produksi berlebih di dalam negeri.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pemerintah telah melakukan pengembangan kawasan manggis seluas 2.564 ton. Untuk kabupaten Tabanan telah dikembangkan kawasan manggis seluas 465 ha dan rencananya pada tahun 2019 akan dikembangkan seluas 100 ha terdiri dari 50 ha ekstensifikasi dan 50 ha intensifikasi. 

*Prosedur Karantina*

Salah satu syarat agar manggis bisa masuk ke negara tujuan ekspor, dalam hal ini China, selain harus bebas dari zat kimia, juga harus melewati rumah kemas sehingga buah bebas dari organisme pengganggu Tanaman (OPT) dan semut. 

"Kami berpesan agar persyaratan teknis dari karantina dipenuhi mulai dari proses pembersihan hingga tahap ekspor", ujar Sujarwanto, Sekretaris Badan Karantina.

Dirinya menjelaskan bahwa permintaan manggis tidak hanya ke negara Asean saja, Australia dan New Zealand juga sudah menerima manggis Indonesia. "Potensi permintaan sangat tinggi. Kita akan cari tempat-tempat yang banyak".

Dukungan yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam hal menjaga kualitas manggis di antara mengadakan _in house training_ dalam hal pengendalian mutu. Petani diarahkan untuk mampu mengurangi semut dan kutu putih sejak di lahan. 

"Kebun manggis menerapkan GAP (Good Agricultural Practices). Dengan menerapkan GAP, diharapkan hama dan penyakit turun 5 persen. Selama panen, buah diharapkan tidak  jatuh selama masa pemetikan. Sementara itu di rumah pengepul, petani membuat _grading_ dan ada unsur membersihkan", ujar Roji'in, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman. SY/HMSH