Si Madu Dari Lereng Gunung Kelud

udin abay | Senin, 14 Januari 2019 , 13:53:00 WIB

Swadayaonline.com - Gunung Kelud menjadi tempat wisata yang menyajikan keindahan panorama pegunungan indah dan sejuk pasca letusan Februari 2014 lalu. Di balik keindahan wisata Gunung Kelud, terdapat potensi daerah yang sangat luar biasa. Tak hanya terkenal dengan mangga podang, Kediri ternyata juga memiliki potensi buah lokal lain yaitu nanas madu.

Selama ini masyarakat hanya mengenal nanas madu subang, tetapi di Kabupaten Kediri mempunyai nanas madu dan dikenal dengan nama nanas madu Kelud, sesuai namanya ditanam di lereng Gunung Kelud. Budidaya nanas di lereng Gunung Kelud Kabupaten Kediri dimulai sejak 1990-an. Saat itu mayoritas petani menanam nanas lokal dengan bobot panen 1-1,5 kg per buah. Sejak 2010, varietas baru nanas Smooth Cayenne berukuran besar diperkenalkan.

Lahan seluas satu hektare mampu menghasilkan 80 ton nanas. Umur tanam nanas madu Kelud sekitar 17 bulan siap panen. Kecamatan Ngancar merupakan penghasil nanas terbesar di Kabupaten Kediri, Jawa Timur di mana 75 persen wilayahnya ditanami buah nanas. Pada 2018, dari 7.700 hektare pertanaman nanas di Kecamatan Ngancar, 600 hektare merupakan areal pertanaman nanas madu Kelud. Untuk mengembangkan potensi tersebut, warga rutin menggelar festival nanas setiap tahun.

Selain mengenalkan nanas sebagai produk unggulan, acara ini juga sebaggai bentuk rasa syukur warga lereng Kelud atas kesuburan tanah serta untuk membuat imej baru di Kabupaten Kediri selain Gunung Kelud. Nanas madu Kelud memiliki rasa manis, gurih dan sedikit asam dengan tekstur yang renyah. Nanas ini memiliki ukuran lebih besar dari nanas lokal dan berat rata-rata bisa mencapai 2,5 kg per buah.

Buah ini tidak ada duri dan ketika dimakan tidak meninggalkan rasa gatal di lidah. Kadar airnya juga lebih banyak dari nanas lokal. Kandungan vitamin, mineral, antioksidan dan serat buah ini sangat bermanfaat bagi kesehatan. Buah ini kaya Vitamin C baik untuk menjaga kesehatan. Selain itu, kandungan mangan yang terdapat di dalamnya diketahui dapat membantu memecah protein dan asam amino.

Mangan bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah, mencegah diabetes, dan juga mencegah gangguan metabolisme. Kandungan Enzim bromelin yang terdapat pada nanas madu bersifat anti-inflamasi. Enzim ini juga dapat membantu meningkatkan metabolisme lemak tubuh menjadi energi. Kandungan seratnya dapat membantu menurunkan kolesterol darah. “Jumlah permintaan pasar tradisional nanas madu Kelud 20.000 buah per hari. Sedangkan untuk pasar modern, nanas ini mensuplai 21 supermarket di seluruh wilayah Jawa Timur seperti Madiun, Surabaya, Kediri, Mojokerto, Malang dan Jember.

Untuk wilayah Jakarta, nanas madu Kelud sudah bisa diperoleh di gerai Transmart yang permintaannya 30.000 buah per minggu. Harga jual mencapai Rp 20 ribu per buah di tingkat petani", ujar Endro Puji Astoko, Ketua Gapoktan Langgeng Mulyo. Direktur Buah dan Florikultura, Sarwo Edhy menyampaikan bahwa nanas madu Kelud menjadi primadona ditandai dengan permintaan yang meningkat sampai tidak dapat memenuhi permintaan pasar modern di Jakarta. "Pada 2019 di kabupaten Kediri dialokasikan pengembangan nanas seluas 15 hektare. Diharapkan dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, nanas madu Kelud bisa menjadi komoditas yang mampu menembus pasar ekspor", jelas Sarwo. SY/HMSH