Pembuatan Cabai Rawit Blok Sebagai Alternatif Pengawetan

udin abay | Rabu, 16 Januari 2019 , 13:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Siapa yang tak kenal dengan produk pertanian ini. Ukurannya kecil tapi pedasnya luar biasa. Nah inilah dia cabai rawit. Sampai-sampai ada pepatah kecil-kecil cabai rawit. Hal ini karena cabai mengandung capsaicin yang membuatnya menjadi pedas. Semakin tinggi kandungan capsaicin maka semakin tinggi tingkat kepedasannya.

Hampir semua olahan kuliner di Indonesia menggunakan cabai sebagai salah satu bahan bakunya. Mulai dari makanan daerah sampai makanan kekinian seperti ayam geprek dan cilok pedas dengan berbagai level/tingkat kepedasan. Banyaknya kebutuhan pasar akan komoditas cabai menjadikan cabai menjadi salah satu komoditas penting Kementerian Pertanian. Banyak sekali program yang digulirkan oleh Kementerian Pertanian agar ketersediaan cabai dapat mencukupi dengan harga yang stabil.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian di bawah Kementerian Pertanian yang juga ikut mendukung program-program dari Kementerian Pertanian khususnya mengenai komoditas cabai. Salah satunya yaitu dengan diadakannya ATC (Agri Training Centre) bagi pelajar SMU di wilayah Bandung. Pelatihan yang dilaksanakan selama 7 hari dengan materi inti yaitu pembelajaran mengenai budidaya cabai rawit, pasca panen dan pengolahan cabai rawit blok.

Pengolahan cabai bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah terutama saat panen raya atau harga anjlok, memperpanjang daya simpan, serta mempermudah dalam penyimpanan, pengemasan dan transportasi. Pada umumnya pengolahan cabai yang biasa dilakukan yaitu dengan metode pengeringan. Metode pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air cabai hingga batas tertentu dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Oleh karena itu cabai rawit blok lebih memliki daya simpan yang lebih lama apabila dibandingkan cabai rawit segar.

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan cabai rawit blok yaitu: pisau, talenan, baskom, tampah, loyang, blender, sendok, cetakan kue bentuk bulat, saringan plastik dan cabinet drying. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu: cabai rawit, tapioka, label dan kemasan. Cabai yang digunakan harus dengan tingkat kematangan yang sama sehingga warna yang dihasilkan seragam dan lebih menarik.

Tahapan pembuatan cabai rawit blok meliputi: persiapan alat, sortasi dan pencucian, penggilingan, pengeringan awal, pencampuran, pencetakan blok, pengeringan dan pengemasan. Sortasi bahan dimaksudkan untuk memilah cabai yang berkualitas baik dan rusak. Pencucian dimaksudkan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada cabai baik yang berasal dari tanah, udara dan bahan kimia seperti pestisida.

Setelah dilakukan pencucian lalu cabai rawit ditiriskan untuk kemudian dilanjutkan dengan proses penggilingan. Penggilingan bisa dilakukan dengan menggunakan grinder atau bisa juga menggunakan blender. Tahap selanjutnya yaitu proses pengeringan. Pengeringan dilakukan secara bertahap. Pengeringan awal dimaksudkan untuk mengurangi kadar air cabai sehingga memudahkan dalam proses pencetakan. Sebelum dilakukan pencetakan dilakukan pencampuran dengan tapioka sebanyak 1-2 %.

Tapioka ini berguna sebagai perekat sehingga bentuk cabai blok tidak berubah apabila sudah kering. Cabai blok kemudian dikeringkan selama 15 jam menggunakan cabinet drying dengan suhu 55 oC. Setelah kering lalu masing-masing cabai rawit blok dikemas menggunakan plastik wrapp untuk kemudian dikemas dalam kemasan sekunder berupa kemasan botol plastik atau mika. Untuk penggunaannya cabai blok bisa ditambahkan ke dalam makanan saat dimasak. Pengolahan cabai rawit menjadi cabai rawit blok diharapkan menjadi salah satu alternatif pengawetan cabai.

Selain itu juga dapat meningkatkan nilai tambah dari cabai yang harganya sedang turun. Berikut ini adalah perhitungan keuntungan pembuatan cabai rawit blok: NO URAIAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH Rp (3 X 4) 1 2 3 4 5 A. BAHAN 1 Cabai Rawit 25 Kg Rp. 20.000 Rp. 500.000 3 Tapioka 4 Kg Rp. 15.000 Rp 60.000 4 Kemasan primer 1750 bh Rp. 50 Rp. 87.500 5 Kemasan sekunder 117 bh Rp. 1500 Rp. 175.500 6 Label kecil 1750 bh Rp. 50 Rp. 87.500 7 Label besar 117 bh Rp. 300 Rp. 35.100 8 Listrik Rp. 100.000 JUMLAH Rp. 1.045.600 B. PENJUALAN Cabai blok 117 bh Rp. 15.000 Rp. 1.755.000 C. KEUNTUNGAN B - A Rp. 709.400 Berdasarkan analisa keuntungan yang dibuat dapat dilihat bahwa pengolahan cabai rawit blok menghasilkan keuntungan lebih dari Rp. 700.000.

DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Bimbingan Teknis Teknologi Pascapanen Pengolahan Cabai Merah. 2018. Rohrig, B. 2013. Hot Peppers. ChemMaters. Saputro, et.al. 2016. Pembuatan Bubuk Cabai Rawit (Kajian Konsentrasi Kalsium Propionat dan Lama Waktu Perebusan terhadap Kualitas Produk). Jurnal Pangan dan Agroindustri. Universitas Brawijaya Malang. SY/CTY