Amir Badawi, Petani Milenial Asal Bone

udin abay | Kamis, 24 Januari 2019 , 13:37:00 WIB

Swadayaonline.com - Meskipun usianya sudah tidak tergolong muda, tetapi jiwa pemikirannya sebagai petani milenial masih melekat pada diri pria kelahiran kabupaten Bone tepatnya 47 tahun silam. Usaha kesehariannya masih menggeluti pekerjaan yang sanggat digemarinya dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang sedang berkembang saat ini. Berawal dari usahatani dengan aset yang dimiliki berupa luas lahan kebun hijauan pakan ternak 0.7 ha, luas kebun 0.5 ha dan lahan sawah 0.2 ha, ketua Kelompok Tani Waji Ternak dengan jumlah anggota 20 orang yang didirikan pada 1 April 2010, dengan alamat dusun Laillere’E desa Waji kecamatan Tellu Siattinge kabupaten Bone provinsi Sulawesi Selatan, berkeinginan untuk mengembangkan komoditas unggulan sapi potong dan ikutannya yang dikelola secara bisnis untuk memberikan nilai tambah.

Selama ini ternak yang dipelihara oleh warga masih bersifat tradisional, pemberian pakan belum memperhatikan kebutuhan nutrisi dan pola pemberian pakan yang baik dan kecukupan. Upaya perbaikan dilakukan secara berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi pakan, manajemen kesehatan hewan, hijauan pakan ternak, pemanfaatan limbah sebagai biogas dengan memperhatikan pemanfatan sumberdaya lokal. Pada tahun 2007 dengan modal 3 ekor sapi, kemudian pada tahun 2011 mendapat bantuan sapi penyelamat betina produktif dari pemerintah sebanyak 3 ekor dari 50 ekor yang dibagikan ke anggota kelompok. Sekarang populasi sapi sudah mencapai 215 ekor di kelompokknya dan Pak Amir Badowi sendiri sudah memiliki sapi sebanyak 12 ekor.

Dari hasil usahatani unggulan sapi potong, ia bersama anggota kelompoknya telah memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk diproses menjadi biogas dan pupuk organik. Rata-rata produksi pupuk organik dari limbah kotoran sapi sebesar 50-100 liter/hari. Setiap satu liter dijual dengan harga Rp 25.000,- dan biaya packing Rp 7.000,-. Berkat kerjasama dengan pihak bank mandiri kini penjualan merambah di wilayah Sulawesi dengan pembagian royalty 40 % untuk kelompok dan 60% untuk pihak perbankan.

Sebagai seorang petani milenial di desanya, tergerak hatinya untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Berangkat dari kepedulihan akan kehidupan masyarakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai peternak serta dibantu oleh penyuluh dan tokoh masyarakat lainnya, ia mencoba menggali dan mengembangkan potensi desanya untuk memberikan nilai tambah dalam usaha agribisnis peternakan.

Selain sebagai petani dan tokoh masyarakat yang peduli terhadap kemajuan masyarakat di sekitarnya, ia juga pernah memperoleh peringkat juara 3 nasional Kelompok Sapi Potong pada lomba Kelompok Peternak dan Petugas Berprestasi tahun 2013 dari Kementerian Pertanian, UKM Berprestasi tingkat kabupaten Watampone dalam Bidang Usaha Pengelolaan Limbah Ternak tahun 2018.SY/LNA