Cara Mengembangkan Sayuran Organik

udin abay | Sabtu, 26 Januari 2019 , 14:34:00 WIB

Swadayaonline.com - Jumat (18/01/2019), Pelatihan Onsite Training Model Extra (goes to Organic) Angkatan 3 dimulai siang hari. Petani di sekitar daerah Kampung Buah Batu, Cibodas berkumpul rapi dengan muka berseri-seri. Siap untuk mengikuti kegiatan training dalam mengembangkan organik di lahan mereka nantinya. Suatu ilmu yang baru, awalnya hanya dianggap juga dari gapaian untuk menanam sayur organik di kampung mereka. Penyuluh dan POPT (panitia lokal) adalah Alit dan Ineu.

Counterpart kerjasama BBPP Lembang dan TTM, Yeyep Dintan dan Widyaiswara Shinta Andayani sebagai pendamping. Selaku corefarmer, yaitu Dado. Dado adalah salah satu petani di daerah Cibodas yang telah mengembangkan sayuran organik sekaligus membuat pupuk organik sendiri. Di sesi pertama ini masih penyampaian secara umum mengapa petani Indonesia sudah harus mengarah ke organik. Baik dari segi lingkungan dan juga kesehatan. Yeyep Dintan dalam arahannya menyampaikan kepada peserta “tanaman organik ini mahal, bukan untuk mereka yang berduit, tetapi mereka yang paham apa artinya kesehatan.

Orang berduit, mampu banyak di Indonesia. Akan tetapi yang peduli akan kesehatan hanya mereka yang mengerti apa itu manfaat organik” tegasnya.“Jangan pusing dengan pemasaran sayuran organik bapak ibu nantinya. Malah untuk pemasarannya di Inonesia sini terbuka lebar. Tinggal produksinya yang harus kita pikirkan. Oleh karena itu Taiwan Technical Mission (TTM) beserta BBPP Lembang tidak henti-hentinya memompa semangat bapak ibu semua untuk mau menanam tanaman organik” lanjutnya. Sesi ketiga, Rabu (23/01/2019), pelatihan dilanjutkan dengan kegiatan praktik di salah satu lokasi milik peserta, yaitu Kelompok Wanita Tani Binama yang masih berlokasi di Cibodas. Kegiatan dimulai siang hari. Namun pada hari itu didampingi oleh Counterpart, Dewi dan penyuluh, Alit dan Ineu.

Pihak Taiwan Technical Mission, Rizal, pun ikut menyaksikan kegiatan praktek hari itu. Praktik membuat pupuk organik berbahan dasar akar bambu, rebung dan pelepah pisang. Suatu hal yang tampak asing, karena ternyata dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar kita selama ini bisa diolah menjadi pupuk organik. Tampak kecil namun besar manfaatnya. Peserta yang dibagi menjadi 3 kelompok tersebut diberi tugas masing-masing untuk mengolah bahan-bahan yang telah mereka siapkan sebelumnya. Praktik berjalan dengan sangat lancar diselingi sedikit candaan agar terasa rileks buat peserta. SY/TYA