Genome Editing Diyakini Mampu Hadapi Tantangan Pembangunan Berkelanjutan

udin abay | Jum'at, 15 Februari 2019 , 16:18:00 WIB

Swadayaonline.com - Genome editing merupakan teknologi modern yang mulai banyak dimanfaatkan untuk menggantikan teknologi kloning tradisional. Di negara maju seperti Amerika Serikat, teknologi genome editing telah menghasilkan produk pangan seperti jamur yang tahan terhadap browning (kecokelatan) dan tanaman kakao yang tahan penyakit busuk polong. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang diwakili oleh Kepala BB Biogen, Mastur PhD, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Potensi Genome Editing Menjawab Tantangan Sustainable Development Goals di Ruang Seminar BB Biogen, Bogor, Kamis (14/2/2019).

Mastur menjelaskan, Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) menganggap bahwa produk pangan yang diperoleh melalui teknologi genome editing memiliki keamanan yang sama dengan produk hasil pemuliaan tradisional. "Di Indonesia, penelitian dengan pemanfaatan teknologi genome editing sudah mulai dilakukan termasuk oleh BB Biogen. BB Biogen menerapkan genome editing tersebut pada tanaman padi, jeruk dan beberapa jenis tanaman lainnya," kata Mastur. Saat ini, teknologi genome editing dianggap sangat prospektif untuk membantu meningkatan produktivitas melalui mutasi yang terarah hanya pada target saja, sehingga produknya tidak dapat dibedakan dengan produk hasil mutasi biasa yang selama ini tidak diregulasi. Namun demikian, perlu dipertimbangkan keterkaitannya dengan PP no. 21/2005 mengenai produk rekayasa genetik.

Selain itu, pengkajian terhadap keamanan hayati produk ini sangat perlu diperhatikan. "Melalui FGD ini, kami harapkan peraturan pemanfaatan produk hasil genome editing SDN1 dan penanganan risiko di Indonesia dapat segera dipersiapkan," ujar Mastur. FGD tentang Potensi Genome Editing Menjawab Tantangan Sustainable Development Goals ini diikuti oleh Konsorsium Bioteknologi Indonesia, Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, Puslit Biotek LIPI, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Croplife, dan Komisi Keamanan Hayati. Sementara yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini adalah beberapa peneliti dari BB Biogen yang menjelaskan tentang perkembangan New Breeding Techniques (NBT), penelitian genome editing di Indonesia, dan peraturan tentang NBT dan keamanannya di dunia dan Indonesia. SY/HMSL