Pakai Benih Jagung Hibrida, Hasil Melimpah

udin abay | Selasa, 19 Februari 2019 , 15:33:00 WIB

Swadayaonline.com - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdiri sejak tahun 1962. Sejak lama, BBPP Lembang melatih peserta atau pengunjung untuk melakukan kegiatan budidaya pertanian. Untuk memfasilitasi hal tersebut, tahun 2002 dibuatlah Inkubator Agribisnis (IA) yang memiliki fasilitas berupa lahan terbuka, screen house, Kawasan Rumah Pangan Lestari, Café, dan Laboratorium seperti Kultur Jaringan, Agens Hayati, dan Pengolahan Hasil. Harapannya adalah agar peserta atau pengunjung yang berlatih di IA BBPP Lembang mendapatkan ilmu yang lengkap tentang proses dari hulu sampai hilir produk pertanian yang dihasilkan di IA BBPP Lembang.

Dan salah satu produk pertanian yang dibudidayakan di lahan terbuka IA BBPP Lembang adalah jagung hibrida lho. Mau tau caranya, yuk kita simak penjelasannya di bawah ini. Budidaya jagung memerlukan persyaratan benih dan budidaya yang baik. Benih jagung yang digunakan untuk budidaya sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik, maupun fisiologinya, dan berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, dan tidak tercemar hama dan penyakit).

Kegiatan budidaya dimulai dari persiapan lahan, pemupukan, penanaman, pemeliharaan, pemupukan susulan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, panen, dan pasca panen. Persiapan lahan dimulai dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembalikan tanah dengan cara pencangkulan atau pembajakan.

Adapun pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah dari kegiatan budidaya sebelumnya. Setelah tanah dibalikkan, dilanjutkan dengan pembuatan bedengan dengan panjang disesuaikan dengan panjang lahan, lebar 90 cm, dan tinggi 30 cm, serta jarak antar bedengan 40-50 cm. Jarak tanam untuk jagung hibrida adalah 70 x 70 cm. Adapun pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kompos/pupuk hijau dengan dosis 350 gram per tanaman. Pupuk dasar diberikan tergantung banyaknya jumlah tanaman yang ditanam.

Cara penanaman budidaya jagung hibrida adalah dengan cara ditugal dengan membuat lubang tanam sedalam 3-5 cm dan memasukkan 3-4 butir benih jagung hibrida. Adapun proses pemeliharaan yang dilakukan 7-10 hari setelah tanam adalah penjarangan, penyulaman, penyiangan, pengairan, dan pemberian pupuk susulan. Penjarangan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya jika 1 lubang tanaman tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang diinginkan hanya 2 atau 1 maka segera dilakukan proses penjarangan. Sedangkan penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama dan waktu penyulaman paling lambat 2 minggu setelah tanam.

Dalam budidaya jagung hibrida, pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pupuk pertama pada saat umur 28 hari, pupuk susulan kedua pada saat umur 48 hari, dan pupuk susulan ketiga pada saat dua minggu menjelang panen. Adapun dosis pemupukan setiap hektarnya adalah pupuk urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCL sebanyak 50-100 kg. Panen merupakan tahapan akhir dari kegiatan budidaya, tetapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen yang berupa penyimpanan dan pemasaran. Kegiatan panen dilakukan pada saat tanaman berumur 120 hari setelah tanam.

Adapun ciri-ciri tanaman jagung yang telah siap dipanen yaitu tongkol berwarna coklat dan bentuk tongkol yang besar dan padat ketika disentuh secara manual. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tongkol jagung dengan gunting stek atau dapat menggunakan cara manual yaitu menggunakan tangan. Selanjutnya jagung dikumpulkan di dalam wadah yang telah disiapkan. Proses selanjutnya adalah pengeringan jagung untuk mengurangi kadar air menjadi 9-11 persen dengan cara digantung dan diangin-anginkan di dalam ruangan tertutup. Setelah 2 minggu atau sampai kandungan air dalam jagung hibrida berkurang hingga mencapai syarat yang ditentukan, dilakukan pemipilan dengan menggunakan mesin pipil dan benih disimpan di dalam karung goni atau plastik untuk dipasarkan. SY/BYU