Dirjen PKH : Saya Tahu Berapa Sapi Yang Bunting dan Lahir Setiap Harinya

udin abay | Rabu, 21 Juni 2017 , 23:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam rangka percepatan peningkatan populasi sapi di tingkat peternak, pemerintah telah melakukan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) pada tahun 2017 dengan target 4 juta ekor akseptor dan 3 juta ekor sapi bunting. Sesuai dengan Permentan No. 48 tahun 2016, perbaikan sistem manajemen reproduksi pada upsus siwab dilakukan melalui pemeriksaan status reproduksi dan gangguan reproduksi, pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan kawin alam, pemenuhan semen beku dan N2 cair, pengendalian betina produktif dan pemenuhan hijauan pakan ternak dan konsentrat.

Upaya yang dilakukan melalui implementasi Permentan No. 49 2016 tentang pemasukan ternak ruminansia besar ke dalam wilayah negara RI. Dalam regulasi tersebut, diwajibkan importir sapi bakalan untuk mamsukkan sapi indukan dengan rasio 20 persen bagi pelaku usaha dan 10 persen bagi koperasi peternak dan kelompok peternak. (21/6/2017)

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita dalam rangka penguatan skala ekonomi dan kelembagaan peternak, pemerintah telah melakukan serangkaian kebijakan IB dengan tiga cluster yaitu intensif, semi intensif dan introduksi. “Intensif disini merupakan daerah kantong ternak dan peternak yang familiar dengan IB seperti di Bali, Jawa, dan Lampung. Semi intensif yaitu peternak yang sudah mengerti IB dan sebagian besar tidak mengerti seperti di Sulawesi Selatan, Riau, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Introduksi yaitu peternak tidak mengerti IB yang pengembangannya dengan cara diumbar/lepas, yang pengawinannya dengan cara alam.

“Di sini peran media sanga penting untuk memberikan informasi kepada peternak tersebut, bagaimana cara cepat membuat sapi bunting dengan cara IB secara gratis agar sapi-sapinya cepat beranak. Peternak ini biasanya tidak berfikir bisnis, mereka memeliharan sapi hanya untuk sambilan saja yang bisa dijual saat diperlukan sehingga tidak berfikir bagaimana cara mengembangbiakkannya. Makanya kita perlu intervensi kepada mereka dengan mewajibkan ternaknya bunting sehingga bisa berkembangbiak dan mengajak mereka berfikir bisnis sehingga menguntungkan,” tegasnya.

Ketika ditayakan mengenai berapa sapi yang sudah bunting dan beranak berkat program IB sampai saat ini. “Saya tahu berapa sapi yang beranak setiap harinya, karena pantauan kegiatan ini datanya harus masuk setiap hari yaitu berapa sapi yang bunting dan berapa yang beranak,” ucapnya. Menurutnya, jumlah realisasi yang di IB saat ini sudah 1.544.325 ekor dari target 4 juta ekor, jadi baru 38,35 persen yang sudah di IB. Sedangkan sapi yang bunting dari target 3 juta ekor, sampai dengan 19 Juni 2017 sudah 563.987 ekoryag bunting, dan yang lahir sudah 380.377 ekor. SY