Gunung Kidul Punya Jambu Kristal Organik

udin abay | Kamis, 18 April 2019 , 11:06:00 WIB

Swadayaonline.com - Budidaya organik menjadi harapan baru para petani hortikultura di Gunung Kidul. Sebagai salah satu kabupaten penyangga kebutuhan produk pertanian Yogyakarta, Gunung Kidul memiliki potensi hortikultura cukup luas dan sebagian mengembangkan budidaya organik. Kelompok tani yang telah beberapa tahun berkomitmen menerapkan budidaya ramah lingkungan di antaranya Kelompok Tani Pamor, Desa Kepil Putat, Kecamatan Patuk.

Di desa yang sebagian besar aktivitas ekonominya digerakkan oleh sektor pertanian, budidaya jambu kristal menjadi salah satu andalan. Mereka mengelola lahan pekarangan dan tegalan yang dimiliki. Kelompok ini mulai menerapkan budidaya jambu kristal secara organik. Di desa yang sebagian besar aktivitas ekonominya digerakkan oleh sektor pertanian, budidaya jambu kristal menjadi salah satu andalan di lahan 25 hektare. Sebagai bentuk dukungan pemerintah, pada 2016 dan 2019, melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Kelompok Tani Pamor mendapatkan fasilitas input dan sarana pertanian organik.

Bantuan ini menambah semangat para petani untuk meningkatkan produksi jambu kristal organik dalam memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Ketua Kelompok Tani Pamor, Kardiman menjelaskan bahwa saat ini pasar/konsumen jambu kristal telah melakukan pemesanan sebelum masa panen tiba. Kondisi ini semakin memotivasi petani untuk memperluas pertanaman pekarangan dengan budidaya organik. "Tekstur buah jambu kristal hasil budidaya organik lebih renyah dan lembut dibandingkan dengan yang secara konvensional. Dengan harga Rp 20 – 23 ribu per kg.

Untuk sekali petik dari 200 batang petani mendapatkan hasil penjualan sebesar Rp 40 juta," ungkap Kardiman. Dengan biaya produksi yang cukup murah, lanjut Kardiman, berupa pembelian bahan pupuk organik, serta bahan tambahan pembuatan pestisida nabati, kelompok sangat menikmati hasil budidaya organik dari Jambu Kristal yang mereka kembangkan.

Pada 2016 kelompok tani ini juga menerima UPPO dari Kementerian Pertanian berupa 10 ekor sapi beserta kandang, rumah pengelolaan pupuk organik, balai pertemuan sederhana dan peralatan pengering pupuk. Kardiman merasakan betul bantuan ini menjadi pemicu semangat kelompok tani untuk memperluas kebun organiknya. Budidaya organik jambu kristal berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan mereka dari lahan pekarangan yang dimilikinya.

Pada kesempatan tersebut, Kasi Proteksi, Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP), Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi DI Yogyakarta, Nurwidada beserta menyatakan kesanggupannya untuk mengawal kelompok tani ini. "Kami bersama penanggung jawab pelaksanaan Desa Pertanian Organik (DPO) Bidang Hortikultura berkomitmen melakukan pendampingan dan pengawalan hingga Kelompok Tani Pamor siap disertifikasi organik pada 2019 ini," ucap Nurwadida.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sriwijayanti Yusuf meminta agar Kepala BPTPH yang melaksanakan kegiatan Desa Pertanian Organik Bidang Hortikultura, bersungguh - sungguh dalam mengawal kegiatan ini sampai Kelompok Tani merasakan keuntungan dan manfaat dari budidaya organik. "Kita dorong petani untuk menghasilkan produk aman konsumsi, berkualitas dan ramah lingkungan, antara lain dengan menerapkan budidaya organik," imbuh Yanti.

Saat mengunjungi lapang lokasi pelaksanaan DPO di Gunung Kidul akhir Maret lalu, Kurnia Nur, Kasubdit Data dan Kelembagaan Direktorat Perlindungan Hortikultura meminta agar Kelompok Tani Pamor memanfaatkan sebaik baiknya bantuan dari pemerintah berupa sarana input organik. "Manfaatkan sebaik-baiknya dan kami berharap pada akhir tahun ini lahannya dapat disertifikasi organik," ucap Nur menutup percakapan. SY/HMSH