PWMP Untuk Menarik Generasi Muda Pertanian yang Mandiri, Inovatif dan Berdaya Saing

udin abay | Jum'at, 19 April 2019 , 06:12:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) Kementerian Pertanian, melalui Pusat Pendidikan Pertanian melaunching 1st Millenial Indonesian Agropreneurs (MIA) di Botani Square, Bogor (18/4/2019). Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Ketua Panitia Pameran, Idha Widi Arsanti mengatakan, tujuan pameran ini untuk re-branding produk-produk hasil program Kelompok Wira Usaha Muda (PWMP) dan menarik generasi muda untuk mau terjun ke dunia pertanian. “Kegiatan ini sengaja dilakukan di Mall, sekaligus uji pemasaran bagi PWMP untuk produk-produknya”, tambahnya.

Idha Widi Arsanti menambahkan, selain menampilkan dan memasarkan produk PWMP, pada pameran tersebut juga melibatkan dunia usaha dan dunia industri, Perbankan, BP POM, sehingga menumbuhkan peluang kerjasama. “Pameran dikemas dalam wahana hiburan yang mendidik kreatif dan inovatif menarik bagi masyarakat, seperti Bimtek, diskusi, dan temu bisnis antara pelaku dan dunia usaha”, ujarnya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono saat membuka 1st MIA mengatakan, tujuan utama pameran ini untuk menumbuhkembangkan generasi milenial agropreneurs bidang pertanian. menurutnya, pembangunan pertanian orientasinya pada kedaulatan pangan, kesejahteraan petani dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045. Untuk mewujudkan hal tersebut salahsatu kuncinya adalah pelaku utama, pelaku usaha atau sdm pertanian. “Kondisi pertanian saat ini seperti pada aspek pendidikan bahwa lulusan perguruan tinggi hanya 1% dari 34 juta petani dan sebagian besar 74 % tidak lulus SD. Pada aspek usia 33% meruakan generasi milenial yang usianya 15-40 tahun. Jadi kalau jumlah petanin 34 juta, maka ada 9-10 juta petani berusia 15-40 tahun”, ucapnya.

Momon Rusmono menambahkan, bahwa akses terhadap sarana prduksi pertanian terhadap kemajuan teknologi, permodalan, infromasi pasar, belum optimal. Kondisi ini menyebabkan belum optimalnya kapasitas dan produktivitas serta produksi petani. Perkembangan tenologi informasi dan ilmu pengetahuan yang cepat serta adanya revolusi industri 4.0, disisi lain ada bonus demografi yaitu jumlah penduduk yang cukup banyak, juga perlu dicermati. “Kalau kita asumsikan jumlah penduduk milenial 33 % saja dikali 250 juta, maka ada sekitar 80 juta. Ini peluang yang perlu dioptimalkan. Maka untuk mewujudkan generasi milenal agropreneurs yang berdaya saing, mandiri, dan rofesional berbasis pada teknologi industri dan perkembangan iptek, perlu digalakkan”, tambahnya.

Ada strategi Kementan dalam meningkatkan SDM pertanian, pertama bagaimana Kementan mentransformasi dan merevitalisasi pendidikan tinggi vokasi pertanian terutama pada aspek kurikulum dan proses pembelajaran yang sesuai dengan dunia usaha dan dunia industri, sehingga dihasilkan lulusan yang berorientasi pada wirausaha muda yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Kedua dengan menampilkan produksi yang dihasilkan PWMP. Ketiga, dengan program pengawalan pendampingan mahasiswa dan perguruan tinggi pertanian yang tujuan utama untuk meningkatkan minat generasi muda disektor pertanian. Keempat, menumbuhkan kelompok usaha bersama pemuda dan santri tani di sektor pertanian.

“Dengan program ini diharapkan dan dihasilkan secara cepat generasi milenial agropreneur dan pameran ini diharakan bisa berkelajutan dan lebih besar lagi dengan banyak melibatkan produk PWMP, juga produk generasi milenial agropreneur lain yang berhasil yang bisa dijadikan contoh oleh generasi milenial lainnya. Karena salahsatu tujuan pertemuan ini untuk re-brending produk pertanian sebagai mata pencarian saja, tetapi bagaimana menjadikan petani sebagai profesi. Kalau sudah menjadi profesi maka mau tidak mau pelaku utama dan usaha harus mengusai sistim agribisnis mulai dari penyediaan sarana prasarana, budidaya, pascapanen, pengolahan, dan pasar. Karena salahsatu keberhasilan untuk menjadi generasi muda milenial agropreneur adalah dipasar. Maka Kementan akan memfasilitasi antara lain proses pendidkan mata kuliah atau pelatihan yang terkait pasar akan ditingkatkan”, tegas Momon Rusmono. SY/CHA