BBPP Lembang Selenggarakan Training on Orchid Cultivation and Management

udin abay | Rabu, 24 April 2019 , 12:15:00 WIB

Swdayaonline.com - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki 6 buah standar pelayanan dalam melayani stakeholder. Keenamnya yaitu Kerjasama Penyelenggaraan Pelatihan, Kerjasama Pemanfaatan Ketenagaan, Kerjasama Pemanfatan Sarana Prasarana, Kerjasama Magang, Kerjasama Studi Banding, dan Kerjasama Kunjungan. Sebagai salah satu balai pelatihan lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian dengan lokasi yang strategis dan suhu udara yang sejuk, membuat BBPP Lembang tepat menjadi tempat pelatihan dan kegiatan lainnya.

Setiap tahun, banyak sekali kegiatan kerjasama contohnya dalam hal pemanfaatan sarana prasarana. Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian bekerjasama dengan BBPP Lembang dalam hal pemanfaatan sarana prasarana penyelenggaraan Training on Orchid Cultivation and Management.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari, 22-26 April 2019 dengan menghadirkan narasumber tunggal, Dr. Shu-Pei Chen, Associate Researcher of Taiwan Agricultural Research Institute Council at Agriculture Executive Yuan. Kegiatan dilaksanakan di Aula Catur Gatra dan diikuti oleh 50 orang peserta yang merupakan penyuluh, petani di wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, juga Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi budidaya. Pembukaan pelatihan, Senin (22/04/2019) oleh Plt. Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf.

Tampak hadir Kepala BBPP Lembang, Kemal Mahfud, dan Perwakilan Taiwan ICDF, Mr. Moh. Gwo Jong. “Lembang merupakan salah satu wilayah sentra komoditas tanaman hias, karenanya kami harap seluruh peserta dapat memanfaatkan kesempatan belajar tentang budidaya dan manajemen komoditas anggrek mulai dari budidaya hingga pemasarannya”, ungkap Kemal dalam sambutan selamat datang. “Kerjasama Indonesia dengan Taiwan sudah berjalan cukup lama diberbagai sektor terutama pertanian. Ini merupakan hal yang baik untuk memperat hubungan bilateral kedua negara yang saling menguntungkan”, jelas Sri sesaat sebelum membuka pelatihan secara resmi.

Selama pelatihan, peserta memperoleh materi tentang proses pembibitan tanaman anggrek, sarana dan prasarana yang diperlukan agar budidaya anggrek berhasil, dan bagaimana perawatan dan pemanfaatan anggrek. Rabu (24/04/2019), dengan materi perawatan tanaman anggrek, disampaikan hal penting oleh narasumber, “Melakukan budidaya anggrek harus benar agar tanaman tumbuh dengan baik. Hal yang bisa dilakukan yaitu pemilihan benih yang bagus agar tidak rentan penyakit, menanam di tempat yang sesuai yaitu tidak lembab, saat pemeliharaan dengan memberi pupuk organik dengan dosis tepat, dan pengendalian hama yang menerapkan Pengendalian Hama secara Terpadu”, ujar Pei Chen.

Pelatihan bilingual bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin ini berjalan dengan hangat disetiap sesi materi, dengan dibukanya diskusi untuk sharing experience dengan peserta, bagaimana teknologi budidaya anggrek di Taiwan dan di Indonesia dan saling memberi masukan untuk mencari solusi dalam budidaya anggrek yang tepat. Saat sesi ini dilakukan juga pengenalan hama dan penyakit pada tanaman anggrek. SY/CHE