Melalui Pendidikan dan Pelatihan, BPPSDM Pertanian Akan Kembangkan Wirausahawan Muda

udin abay | Selasa, 15 Agustus 2017 , 20:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) tengah berupaya meningkatkan kapasitas maupun kualitas sumber daya manusia pertanian dalam negeri.

Kepala BPPSDMP Kementan Momon Rusmono mengatakan, BPPSDMP memiliki peran yang sangat penting khususnya pada penguatan kelembagaan petani dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

Dengan program dan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan, maka akan terbentuk sumber daya manusia pertanian yang professional mandiri dan berdaya saing dengan menjalankan dua program aksi yaitu Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu (GPPT) dan Regenerasi Petani. (14/8/2017)

Berbagai upaya kan dilakukan untuk mendukung swasembada berkelanjutan melalui yaitu pencapaian target produksi komoditas strategis tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, pembibitan, perbenihan. BPPSDMP juga melakukan reposisi dan fokus pada kegiatan-kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan dengan melakukan prioritasi kegiatan penyuluhan.

Program yang menjadi prioritas adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah sentra pangan, komoditas strategis, termasuk daerah perbatasan. "Pelatihan dengan menggunakan metode tematik, seperti penyelesaian masalah, pelatihan kesiapan pelaksanaan program, pendidikan vokasi pertanian. Berbagai program tersebut ditempuh pemerintah guna menjawab masalah terkait kekurangan jumlah penyuluh pertanian saat ini," terang Momon.

Saat ini tercatat dari 72.000 desa yang berpotensi di bidang pertanian, baru tersedia 44.000 tenaga penyuluh pertanian, sedangkan jumlah idealnya adalah satu desa satu penyuluh pertanian. Berdasarkan data Kementan, hingga periode Mei 2017, realisasi anggaran BPPSDMP Kementan baru mencapai 31,78 persen atau Rp 330 miliar dari total pagu anggaran 2017 sebesar Rp 1,041 triliun. Adapun realisasi tersebut terbagi menjadi empat bagian program utama BPPSDMP Kementan 2017 seperti program pemantapan sistem pelatihan pertanian sebesar Rp 61 miliar.

Kemudian, program pemantapan sistem penyuluhan pertanian sebesar Rp 160 miliar, selain itu, progran dukungan manajemen serta bantuan teknis sebesar Rp 19 miliar, dan pendidikan pertanian sebesar Rp 89 miliar.

 

BPPSDMP juga akan melakukan transformasi pendidikan. Pertama, enam Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang tersebar di Kota Medan, Bogor, Magelang, Malang, Gowa dan Manokwari akan beralih fungsi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian. Kedua, tiga Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) di Banjarbaru, Kupang dan Sumbawa juga akan ditingkatkan menjadi Politeknik.

Momon menambahkan, hal itu didasari pada Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.”Dampak transformasi ini, maka lulusan yang sebelumnya berorientasi pada pendidikan kedinasan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian, maka ke depan akan didorong menjadi wirausahawan muda,” terangnya.

Politeknik Pembangunan Pertanian berorientasi pada dua hal yakni menciptakan wirausahawan muda pertanian atau menciptakan lapangan kerja (Job-creator). “Namun tetap menciptakan tenaga ahli di bidang pertanian (Job Seeker) untuk memenuhi kebutuhan penyuluh pertanian, Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT dan dokter hewan. Ke depan diutamakan berorientasi pada wirausahawan muda pertanian,” ujar Momon.

Dia menambahkan, dua tahun ini STPP sudah mulai mengawali program tersebut, dengan menerima mahasiswa umum. Ada empat jalur penerimaan mahasiswa yakni jalur umum, undangan, tugas belajar dan kerjasama. “Jalur kerjasama terus ditingkatkan dengan pemerintah daerah untuk menghasilkan lulusan yang berorientasi wirausahawan,” jelas Momon.

Selain itu, katanya, ada penambahan program studi. Awalnya 12 program studi. Ke depan akan bertambah menjadi 24 program studi atau lulusan D4. “Bahkan, kita akan menghasilkan lulusan D3 di Politeknik ex SMKPP,” tuturnya.

Penerimaan jumlah mahasiswa juga meningkat. Sebelumnya hanya menerima sekitar 900 orang. Namun peminatnya membludak. STPP Bogor sampai 2.000 orang, STPP Medan dan Malang sekitar 1.600 orang. Akhirnya diputuskan tahun ini meningkat menjadi 300 orang. “Sehingga tahun ini kita menerima 1.200 orang. Target kami tahun 2021 mahasiswa baru mencapai 3.600 orang,” terang Momon.

Imbas mahasiwa meningkat, katanya, harus diimbangi dengan tenaga pengajar. Untuk itu, tenaga dosen harus ditingkatkan. Saat ini baru 205 orang, maka tahun 2021 tenaga dosen ditargetkan berjumlah 400 orang. “Sehingga saat ini mulai membuka lowongan dosen Strata 2 (S2) dan Stra 3 (S3) untuk mengajar di Politeknik,” tambahnya.

Menurutnya, proses pembelajaran pada Politeknik Pembangunan Pertanianakan menggunakan pendekatan Teaching Factory atau pembelajaran usaha pertanian dalam arti utuh. Untuk itu, ke depan perlu ada peningkatan sarana prasarana pendidikan terutama penyediaan asrama.

Dia menerangkan, Kementan sudah melakukan kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Alhamdulilah tahun ini sudah dibangun asrama pada dua lokasi yakni STPP Bogor dengan kapasitas 146 mahasiswa dan STPP Manokwari. “Namun kita juga mengusulkan agar seluruh STPP maupun ex SMKPP dibangunkan asrama mahasiswa,” katanya. BPPSDMP saat ini tengah berupaya menumbuhkan regenerasi petani. SY