Pemerintah Akan Kembalikan Kejayaan Hortikultura dan Rempah Indonesia

udin abay | Rabu, 06 September 2017 , 06:24:00 WIB

Swadayaonline.com - Presiden Joko Widodo pada acara Penas 2017 di Aceh telah mencanangkan bahwa 2018 merupakan tahun benih. Untuk mewujudkan pencanangan tersebut, tahun 2017 Menteri Pertanian, Amran Sulaiman sudah mulai menyiapkan benih untuk meningkatkan dan menggalakkan benih hortikultura, rempah-rempah serta komoditas perkebunan.

“Pemerintah ingin kembangkitkna kembali kejayaan rempah Indonesia dan hortikultura dengan menyiapkan varietas unggul dan jenis tanaman untuk memenuh kebutuhan dalam negeri. pengembangan komoditas tersebut untuk mensubstitusi impor, memperkuat kembali daya saing untuk komoditas yang sudah ekspor seperti mangga, salak, manggis, durian dengan banyak varietas unggul sehingga kita tidak mengimpor varietas tertentu karena kita banyak punya cita rasa, selain juga peningkatan papaya, pisang, jeruk. Semua akan kembali kita tingkatkan kejayaannya,” ujar Kepala badan Litbang Pertanian, Dr. Ir. Muhammad Syakir saat membuka acara Talk Show Indonesia Horticultural Club (IHC) di Depok. (5/9/2017)

Syakir menambahkan, bahwa buah jeruk kita memang dahulu terjadi banyak penyakit. Namun saat  ini Litbang Pertanian sudaha menghasilkan teknologi benih yang bebas dari penyakit. jadi ada bibit jeruk yang bebas dari penyakit. Untuk komoditas rempah-rempah seperti cengkeh, lada, pala, vanili, kayu manis, akan terus dikembangkan guna membangkitkan kejayaan rempah Indonesia. Karena menurutnya secara geografis, Indonesia bisa membangkitkan kembali kejayaan tersebut termasuk kakao yang mempunyai ranking didunia. “Nantinya, cengkeh bukan hanya untuk rokok tapi juga untuk asiri yang berguna untuk kosmetik farmasi. Lada tidak hanya lada hitam tapi juga sudah dibuat parfum,” tambahnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Horti) Balitbangtan, Dr. Ir. Hardiyanto M.Sc mengatakan tema IHC “Bersama, Kita Siap Mewujudkan Kebangkitan Hortikultura Nusantara” merupakan keseriusan Badan Litbang Pertanian untuk membangkitkan kejayaan hortikultura, rempah, dan perkebunan Indonesia.  

“Sudah ada inovasi yang dihasilkan Litbang terkini yaitu bagaimana perbanyak benih dengan biji seperti pada komoditas bawang merah yang dahulunya benihnya berasal dari umbi. Dengan benih biji tersebut, bisa mengurangi pengurangan biaya pembelian bibit sampai 50-60 persen dan bisa disimpan sampai 2 tahun,” tegas Hardiyanto.

Diantara beberapa komoditas yang akan dikembangkan Puslitbang Hortikultura yaitu jengkol, pete sukun. “Komoditas tersebut juga ikut dikembangkan, karena harganya terkadang fluktuatif. Dengan dihasilkannya benih yang unggul, petani bisa mengembangkannya dan diharapkan harganya nantinya bisa normal dan terkontrol,” tambahnya. SY