Hama Ulat FAW, Rusak Tanaman Jagung di Pasaman Barat

udin abay | Kamis, 23 Mei 2019 , 21:24:00 WIB

Swadayaonline.com - Fall Armyworm (FAW), Spodoptera Frugiperda adalah hama yang berasal dari daerah tropis dan sub tropis di belahan barat, dan secara teratur bermigrasi ke daerah yang lebih dingin di musim panas. FAW memiliki kisaran inang (host range) yang sangat luas dan lebih menyukai rumput. Tanaman inang yang paling sering adalah jagung ladang, jagung manis, padi, sorgum, tebu, dan rumput bermuda.

Inang ini merupakan hama yang serius pada kedelai, kaas, kacang tanah, bawang, ubi jalar, tomat dan tanaman hias serta tanaman laainnya. Hama FAW membuat kerusakan tanaman terutama disebabkan oleh larva yang mengkonsumsi jaringan daun, tetapi larva juga akan menggali lubang ke dalam titik tumbuh atau kuncup dan lainnya.

Lebih dari 44 negara dari 80 jenis tanaman di dunia telah terinvasi hama Fall Armyworm (FAW) hanya dalam waktu riga tahun. Hama yang berasal dari Amerika ini pertama kali terdeteksi di Nigeria, Afrika pada tahun 2016. Sejak tahun 2018 hama ini sudah memasuki wilayah Asia diantaranya India, Thailand, Sri Lanka, Myanmar dan Bangladesh dan penyebarannya ke seeluruh benua berlanjut di tahun 2019 yang terdeteksi di Pu’er City dan Dehong di provinsi Yunnan, Tiongkok.

Bahkan baru-baru ini dilaporkan hama FAW telah merusak di daerah penghasil jagung di Brazil, Afrika, dan India. FAO telah memperingatkan hal ini dapat mengamcam ketahanan pangan dan mata pencaharian jutaan petani skala kecil di Asia karena akan menyebar lebih jauh lagi, dan yang paling beresiko adalah India, Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan bahkan akan menyebar ke Eropa.

Kemungkinan masuknya FAW ke Indonesia, CropLife Indonesia melakukan diskusi “Media Engagement & Sharing Knowledge” Ancaman Hama Fall Armyworm (FAW)/Spodoptera Frugiperda Terhada Ketahanan Pangan di Hotel Aston, Jakarta. Hadir sebagai pembicara Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Indonesia Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, Prof. Dr. Ir. Dadang, M.Sc, Departemen Proteksi Tanaman Fakultas ertanian IPB, Dr. Dewi Sartiami, Msi, dan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB, Dr. Idham Sakti Harahap, Msi. (23/5/2019)

Menurut Dadang, di Papua kemungkinan terindikasi hama FAW yang terbawa dari sayuran. Hama FAW berkembang dan masuk ke Indonesia melalui impor sayuran, impor jagung untuk pakan. Hama FAW mudah menyebar melalui penerbangan yang mencapai 100km perhari (melalui angin), dan sangat tertarik dengan cahaya. Cara mengentahui dan mengantisipasi masuknya hama tersebut bisa memakai lampu peraangkap, feromon, pengamatan langsung pada tanaman. Pengelolaan dengan tanaman resistant, seed treatment, tanam serempak, dan tumpang sari non inang.

Hama FAW juga kemungkinan sudah terindikasi di wilayah, Padang, Lampung dan Riau. Dewi Sartiami telah melakukan penelitian tanaman jagung yang terindikasi terkena FAW di Pasaman Barat, dan hasilnya tanaman tersebut sudah terserang hama FAW. Sisa kotoran pada ulat FAW yang mirip dengan serbuk gergaji, menyebabkan kerusakan pada daun jagung. “Hama tersebut bernar berdasarkan ciri ulatnya. Dan sudah masuk di Pasaman Barat”, tambahnya.

Idhan Sakti mengungkapkan, selama ini baru tanaman jagung yang diserang dengan intensitas yang beragam, tanaman jagung tua tidak terlihat ada serangan. Namun luas serangan semakin bertambah, terlihat pada tanaman jagung dan padi. Berkaitan dengan keberadaan FAW di Indonesia, bagaimana bersama-sama mengantisipasinya baik pihak swasta, mauun pemerintah agar tidak berkembang ke sentra-sentra produksi bahkan sampai ke Pulau Jawa.

Executive Director CropLife Indonesia, Agung Kurniawan berharap para pemangku kepentingan mau bekerjasama untuk mengantisipasi hama FAW. Hal tersebut untuk melindungi mata pencaharian petani dan memastikan ketahanan pangan secara global terutama diwilayah berisiko tinggi. “Jangan sampai petani melakukan dengan caranya sendiri, namun tidak efektif malah merugikan. Perlu pendampingan bersama dalam mengatasi hama tersebut”, ujarnya. SY