Pemupukan Spesifik Lokasi Menggunakan MPHP

udin abay | Selasa, 18 Juni 2019 , 14:46:00 WIB

Swadayaonline.com - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, bekerjasama dengan Taiwan ICDF melalui Taiwan Technical Mission, dalam hal penguatan kapasitas 1.800 petani di Wilayah Kabupaten Bandung Barat dan sebagian Kabupaten Bandung.

Kegiatan yang dilaksanakan salah satunya adalah Pelatihan Teknis Agribisnis Sayuran dengan Metode Onsite Training Model.

Hingga pertengahan tahun 2019 ini, sudah dilaksanakan sebanyak 54 angkatan dengan realisasi peserta 1.620 orang. Tiga puluh orang anggota Kelompok Tani Motekar di Kampung Cisalasih Desa Cikidang Kecamatan Lembang, yang tergabung di Angkatan 52, memasuki Sesi 4 pada Senin (17/06/2019).

Peserta belajar tentang Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Efan Driyana, Penyuluh Pertanian yang juga fasilitator pelatihan ini, mengawali sesi menyampaikan tentang definisi Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). “MPHP adalah lembaran plastik khusus yang memiliki 2 sisi warna, yaitu hitam dan perak dimana yang warna hitam dipasang dengan posisi di bawah, sedangkan yang perak dipasang di atas”, jelas Evan.

Lebih lanjut dijelaskan, “Mulsa plastik ini kerap dimanfaatkan dalam budidaya sayuran dengan tujuan menghambat pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, menjaga struktur tanah, mencegah erosi permukaan tanah, dan meminimalisir hama penyakit tanaman”.

Kelebihan penggunaan MPHP adalah: menghemat tenaga penyiangan; menjaga kelembaban tanah; meningkatkan produksi tanaman; mempercepat masa panen; mencegah hama tanaman; mencegah penyakit tanaman; mengurangi penguapan; mencegah erosi; mencegah kehilangan pupuk. Kekurangan penggunaan MPHP yaitu: mencemari lingkungan; biaya produksi lebih mahal; waktu persiapan lahan lebih lama.

Materi selanjutnya yaitu tentang Pemupukan Spesifik Lokasi. Dijelaskan oleh Evan penggunaan alat Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), alat dan bahan apa saja yang ada di didalam PUTK sebagai satu paket pengujian unsur hara tanaman, yaitu bagan warna, buku petunjuk, dan peralatan seperti tabung reaksi, sendok, dan botol-botol yang berisi pereaksi.

Tujuannya untuk mengetahui kandungan unsur hara pada tanah yang selanjutnya bermanfaat untuk menentukan dosis pemupukan. Selanjutnya peserta langsung praktik mengambil sampel tanah dari 3 titik di lahan demplot selama proses berlatih. Secara berkelompok, peserta dipandu fasilitator, melakukan tahapan uji unsur hara pada sampel tanah, yaitu Phospor (P), Kalium (K), pH tanah, dan C-Organik, sesuai buku petunjuk yang ada dalam PUTK.

Hasil uji unsur hara, direkomendasikan untuk menambah unsur P, K, dan C-Organik, dari dosis yang sebelumnya biasa diberikan. Furqon Permana Sidik, Ketua Kelompok Tani Motekar, pada akhir sesi menyampaikan kesannya, “dengan pengujian pH tanah menggunakan PUTK ini maka anggota Kelompok Tani Motekar jadi mengetahui hasil rekomendasi untuk pemberian pupuk yang tepat dosis.

Dengan demikian kami bisa melakukan budidaya tanaman dengan lebih baik, agar hasilnya lebih banyak secara kuantitas dan kualitas, yang akan meningkatan produktivitas dan pendapatan kami tentunya”, ujar Furqon. SY/CHE