Dirjen Perkebunan: Tembakau Juga Harus Menjadi Komoditas Unggulan NTB

udin abay | Rabu, 13 September 2017 , 23:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Provinsi Nusa Tenggara Barat, terutama di Lombok Utara mempunyai potensi sangat besar untuk pengembangan perkebunan yang masih bisa dimanfaatkan. Saat ini NTB mempunyai komoditas unggulan yaitu kopi, jambu mete, kelapa, sedangkan kakao menjadi komoditas unggulan dan satu terobosan yaitu tebu seluas 30.000 hektar yang ada di Dompu.

“Saya minta agar tembakau juga menjadi komoditas unggulan di NTB. Dengan segala terbatasan dan produktivitas yang masih rendah, hasil tembakau sangat luar biasa. Kalau kita bisa tingkatkan kualitas dan produktivitasnya lebih baik, maka hasilnya bisa sampai 3 kali lipat,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) Ir. Bambang, MM pada acara Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2017 di Mataram, NTB. (13/9/2017)

Bambang mengatakan, khusus di NTB dari 9 komoditas yang dikembangkan dengan kualitas yang standar, mampu memberikan masukan 2,7 Trilyun. “Kalau bisa ditingkatkan, hasilnya bahkan sampai 5 kali lipat,” ujarnya. Tembakau Virginia menurutnya merupakan kekayaan yang sangat luar biasa dan harus dikelola dengan baik.

Nilai tukar petani di NTB, menurutnya juga masih rendah dan menjadi tantangan ditengah potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan petani. Kebutuhan akan gula di rumah tangga di NTB hanya 37 ribu ton, dengan tambahan lahan 8 ribu hektar lahan tebu seluruh kebutuhannya bisa terpenuhi. Peningkatan produktivitas tersebut menurutnya perlu didukung semua pihak baik swasta, perguruan tinggi, dan lainnya.

“Petani harus bersatu dan berkorporasi dengan pihak pengusaha. Dengan bersatu maka produknya mampu berdaya saing, bisa memangkas biaya produksi, mudah dalam kepengurusan perbankkan, dan pemerintah akan memfasilitas kelembagaan petani tersebut. Saya juga minta setiap provinsi untuk mendorong Kabupaten mengembangkan agrowisata berbasis agro alam yang ada pengembangan perkebunannya,” tegas Bambang.

Bambang juga menyampaikan, bahwa Menteri Pertanian menantang seluruh kepala daerah yang serius mengembangkan perkebunan akan diberikan anggaran yang cukup. “Daerah yang mampu serap anggaran dengan baik, akan mendapat reward untuk anggaran tahun berikutnya,” tambahnya.

Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengatakan bahwa saat ini NTB dilanda kekeringan dan perlu penanganan yang serius agar tidak terjadi berulang-ulang. Pembangunan dan pengembangan sektor pertanian mampu menyerap lapangan kerja 42 persen. “Dengan singkronisasi program pusat dan daerah dan regulasi yang bisa mempercepat pengembangan pertanian, maka akan lebih cepat menurunkan kemiskinan,” tegasnya.

Muhammad Amin mengeaskan bahwa di NTB perkebunan sangat penting disamping pariwisata. Untuk itu perlu adanya penguatan investasi dari pihak swasta, karena saat ini hanya 3 persen saja investasi secara nasional yang masuk ke NTB dan lebih banyak ke Pulau Jawa. “Perlu ada kebijakan Pemerintah daerah untuk memproteksi PERDA yang bisa memberi ruang investasi terutama yang bermitra dengan pemerintah,” tambahnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi mengungkapkan bahwa 90 persen perkebunan di NTB adalah perkebunan rakyat. “Tahun 2018 nanti agar ada perhatian lebih terutama anggaran perkebunan. Karena dari luas lahan perkebuan yang ada dari setiap komoditas, masih bisa diperluas dan dikembangkan,” ujarnya. SY