Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-74, Balitbangtan Lepas Jagung Hibrida JH 29 dan JH 30

udin abay | Rabu, 07 Agustus 2019 , 14:51:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus berinovasi dan menghasilkan varietas unggul baru (VUB) guna memenuhi permintaan masyarakat khususnya petani jagung di Indonesia yang terus mengalami peningkatan. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019, Balitbangtan melepas VUB jagung hibrida JH 29 dan JH 30.

Kebutuhan jagung di Indonesia terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri. Tanaman jagung di Indonesia merupakan sumber utama karbohidrat yang sangat penting setelah padi dan gandum. Jagung digunakan sebagai bahan pangan pokok, pakan, bioetanol, dan bahan baku industri.

Kandungan karbohidrat jagung 73-75% lebih tinggi dibandingkan gandum dan millet yang hanya 64% dan beras 76,2%. Dalam endosperm biji jagung terdapat kalsium, besi, fosfor, natrium, dan kalium. Selain itu biji jagung yang telah masak fisiologis terdiri atas perikarp 6%, endosperm 82%, dan embrio/lembaga 12%. Komposisi gizi ini menjadi penting bagi penderita diabetes dan merupakan bahan makanan alternatif utama.

Kesadaran untuk kembali mengonsumsi jagung sebagai bahan pangan sehat dan perkembangan industri pakan ternak mengakibatkan kebutuhan jagung mengalami peningkatan. Hal ini berdampak pada kenaikan permintaan terhadap varietas-varietas jagung unggul oleh petani, sehingga semakin meluasnya pertanaman jagung, termasuk jagung fungsional.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat khususnya petani jagung di Indonesia yang terus mengalami peningkatan, Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) telah melepas varietas unggul baru jagung pada sidang di akhir Juni 2019.

Dalam rangka pencapaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) varietas, Balitsereal mengajukan usulan proposal pelepasan varietas jagung JH 29 dan JH 30. Usulan tersebut disidangkan di depan Tim Penilai dan Pelepas. Keunggulan varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida JH 29 yakni memiliki potensi hasil sebesar 13,6 ton/ha dengan rata-rata hasil 11,7 ton/ha. Sementara varietas jagung hibrida JH 30 sebesar 12,6 ton/ha dengan rata-rata hasil 11,3 ton/ha. Selain potensi hasil, kelebihan varietas JH 29 antara lain kandungan protein 10% lebih tinggi dibandingkan varietas sebelumnya yaitu JH 27.

Varietas ini memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai jenis patogen P. philippinensis. Varietas JH 29 juga memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun dan mempunyai perakaran yang kuat sehingga tahan rebah. Varietas JH 30 juga memiliki banyak kelebihan dibandingkan varietas sebelumnya diantaranya memiliki kandungan lemak yang tinggi yaitu 9,03%. Varietas JH 30 mempunyai ketahanan yang lebih terhadap penyakit hawar daun sehingga sangat cocok untuk dibudidayakan di dataran menengah hingga dataran tinggi.

Menurut pemulia jagung pada kedua varietas tersebut, Dr. Roy Effendi, jagung hibrida JH 29 dan JH 30 dari segi potensi dan rata-ratanya nyata lebih unggul dibanding varietas JH 27 dan Bima 20 Uri. Dalam pengembangan agribisnis jagung di Indonesia Balitbangtan terus berorientasi pada pengembangan agribisnis jagung yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi. Untuk itu, Balitbangtan terus melakukan upaya peningkatan efektivitas dan kualitas kinerja dalam memfasilitasi masyarakat petani dan terus berperan aktif dalam membangun agribisnis jagung.

Secara menyeluruh, prioritas utama dalam pengembangan agribisnis jagung ke depan terus didukung melalui peningkatan kualitas varietas-varietas unggul baru, serta pengembangan model pertanian jagung dengan sarana, prasarana serta distribusi yang tertata dan lebih presisi. Dengan adanya varietas baru jagung hibrida dari Balitbangtan ini, kedepan diharapkan pemenuhan jagung untuk kebutuhan industri pakan dapat terpenuhi dari dalam negeri. SY/HMSL