Metode Akosa Mendukung Swasembada Pangan

udin abay | Selasa, 17 Oktober 2017 , 17:45:00 WIB

Swadayaonline.com - Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan hingga tercapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian mempunyai strategi yaitu berbentuk pengawalan dan pendampingan terhadap penerima benih. Agar pendampingan dan pengawalan berjalan sesuai target, BBPP Ketindan mengadakan Diklat Tematik yang terdiri dari tahapan identifikasi permasalahan spesifik lapang setiap daerah penerima manfaat, menyusun prioritas permasalahan sehingga terbentuk tema, merancang pemecahan masalah dalam beberapa aspek dan merencanakan aksi pengawalan dan pendampingan.

Sekolah lapang (SL) yaitu proses belajar yang dilaksanakan di lahan petan lngsung di lingkungan masyarakat setempat. Pola sekolah lapang mengajak peserta untuk lebih proaktif di dalam pembelajaran. Ketrampilan peserta akan meningkat karena tidak hanya melihat dan mendengar tetapi juga praktik. Proses belajar dalam sekolah lapang menngunakan metode AKOSA (Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan, Aplikasikan) yang efektif dalam meningkatkan kompetensi peserta diklat dan diharapkan menumbuhkan kemampuan bekerja sama dalam peningkatan produksi pangan.

Salah satu komoditas diklat teknis tematik yang dilaksanakan adalah bawang putih yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 16-19 Oktober 2017 tepatnya di UPP Suela, UPP Aikmel dan UPP Wanasaba. Sejarah membuktikan bahwa bawang putih Sembalun, merupakan salah satu nama desa di Kabupaten Lombok Timur, memiliki kualitas baik dan perlu ditingkatkan produksinya hingga bisa mendukung swasembada bawang putih di masa yang akan datang.

Kepala UPP Aikmel, Rusli, menyatakan bahwa Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur berharap bawang putih yang dikenal secara nasional tidak hanya bawang putih Sembalun yang lingkupnya sempit, namun meningkat menjadi bawang putih Lombok Timur, layaknya Malang yang dikenal sebagai Kota Apel, Ponorogo dikenal sebagai Kota Reog, maka Lombok Timur ingin dikenal sebagai Kota Bawang Putih.

Peserta diklat teknis tematis bawang putih di UPP Suela, H. Suharpo menceritakan tentang pengalaman hidupnya berkecimpung di dunia bawang putih. Tidak berbeda dengan petani lainnya, bapak ini mencoba berbagai jenis komoditas untuk ditanam di lahannya, tentu saja untuk memperoleh keuntungan yang paling maksimal. Namun, berdasarkan pengalaman beliau, dengan menanam bawang putih kesejahteraan beliau meningkat bahkan bisa naik haji di saat usia belum terlalu lanjut.

Berbeda ketika beliau menanam tembakau yang menurutnya cenderung mengalami kerugian yang tak tampak karena tampaknya hasil yang diperoleh tinggi, namun sistem permodalan melalui pinjaman dirasa cukup membebani, apalagi penjualan dengan sistem tengkulak. Dengan adanya diklat teknis tematis bawang putih ini, dirinya berharap bisa memperoleh ilmu tentang bawang putih secara spesisfik yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan di lapang. SY/YNI