Pertanian Goes To Organic di Pelatihan Onsite Training Model Angkatan 59

udin abay | Senin, 19 Agustus 2019 , 18:06:00 WIB

Swadayaonline.com - Sesi 2 Pelatihan Teknis Agribisnis Sayuran dengan Onsite Training Model Angkatan 59 di Kelompok Tani Maju Jaya Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan pada Senin (19/08/2019). “Kali ini kita akan praktik Pengenalan  Analisa Tanah dengan PUTK, Persiapan Benih (Memilih Varietas yang Cocok dengan Kondisi Setempat), dan Pengolahan Lahan dengan Alsintan amdani”, jelas Ramdani, fasilitator pelatihan yang merupakan Penyuluh Pertanian.

Untuk materi Pengenalan Analisa Tanah dengan PUTK, peserta praktik dimulai dengan mengambil sampel tanah di 5 titik pada satu lahan. Setelah itu dicampurkan dan dianalisa masing-masing kadar pH tanah, unsur Phospor (P), Kalium (K), dan C-Organik. Untuk mengukur pH tanah, sampel tanah dimasukkan ke tabung reaksi, lalu dicampurkan dengan pereaksi pH 1 dan pH 2, diamkan 10 menit. Hasilnya bahwa pH tanah sebesar 4-5 cenderung asam, sehingga direkomendasikan untuk menambahkan kapur pertanian (kaptan) sebanyak 500-1000kg/ha. Untuk mengukur kadar P, sampel tanah dicampurkan dengan pereaksi P1 dan P2, diamkan 10 menit. Begitu pula dengan mengukur kadar K, mencampurkan dengan pereaksi K1 dan K2, diamkan 10 menit. Untuk C-Organik, direkomendasikan untuk menambahkan 2 ton/ha pada lahan. Dewi PS, Widyaiswara BBPP Lembang sekaligus Counterpart kerjasama BBPP Lembang-Taiwan ICDF menyampaikan, “manfaat pengujian unsur hara dengan PUTK agar kita mengetahui kadar P, K, C-Organik sehingga ada rekomendasi untuk menambahkan unsur tersebut agar nantinya kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara akan lebih optimal sehingga tumbuh kembang akan lebih baik”, jelasnya dihadapan peserta.

Selanjutnya, peserta praktik persemaian benih cabai besar dengan media kascing dicampurkan arang sekam dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan 4 sendok trichoge sebagai bagian pengenalan pertanian organik, sebagai imun benih tanaman agar terlindung dari penyakit yang kerap menyerang benih tanaman cabai. Persemaian menggunakan tray, maka media diletakkan didalam lubang-lubang tray, lalu satu persatu peserta memasukkan benih cabai kedalam lubang tray.

Di penghujung sesi, peserta praktik pengolahan lahan menggunakan alat dan mesin pertanian jenis hand tractor, mengenalkan modernisasi pertanian kepada peserta agar pengolahan lahan lebih cepat dan efisien hemat tenaga dan biaya. SY/CHE