Layanan SARITA, Jembatan Petani Menuju Pasar Ekspor

udin abay | Rabu, 21 Agustus 2019 , 11:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian kini terus mendorong peningkatan ekspor berbagai produk pertanian. Berbagai kemudahan pun pemerintah berikan untuk pelaku usaha, termasuk dengan pelayanan online.

Untuk komoditas pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian memperkenalkan layanan SARITA sebagai jembatan petani menuju pasar ekspor. SARITA merupakan singkatan dari Sistem Agribisnis Tanaman Pangan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan layanan online ini difasilitasi lengkap berbagai fitur untuk persyaratan ekspor. Layanan itu dapat diunduh http://aplikasi2.pertanian.go.id/sarita/
Dengan adanya aplikasi ini, eksportir dan pedagang yang selama ini kesulitan mencari barang di petani menjadi lebih mudah.  Aplikasi ini juga bisa menjembatani petani dan produsen benih.

“Kami beri akses layanan online kepada petani. Kontak personal eksportir dan pedagang. Sudah kami data, sehingga petani tidak lagi kesulitan kemana mencari eksportir,” kata Suwandi.

Selain layanan online, pemerintah juga akan mendorong konsep warehouse yang saat ini telah dimulai dari Sidoarjo Jawa Timur. Warehouse ini memiliki kapasitas simpan 8 ribu ton. “Produk-produk pangan dari sentra di Jawa Timur sudah rapih dengan pengemasan, nanti didistribusikan ke seluruh supermarket di Indonesia juga ekspor,” ujarnya.

Jaringan warehouse tersebut menurut Suwandi, memiliki outlet pangan di beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Tiongkok, Jepang, dan lainnya. Dengan demikian, pelaku usaha dari negara lain tidak lagi perlu ke Indonesia, karena outlet produk pertanian Indonesia sudah ada di negara mereka.

Bukan hanya Jatim, pihak swasta akan membangun warehouse di sentra lainnya. Sudah direncanakan akan dibangun di wilayah Belawan, Batam, Makassar, Banjarmasin, Semarang dan Jakarta.

Suwandi mengakui, untuk mendorong ekspor memang Indonesia harus memiliki beberapa pergudangan dengan kapasitas penyimpanan yang besar. Dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, diharapkan dapat menjaga sistem distribusi berjalan dengan baik. “Jadi tugas Kementan membina petani dan produknya di sentra pertanian. Supaya menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing,” tegasnya.  

Untuk maksud tersebut Suwandi mengungkapkan, pihaknya bersama seluruh produsen pangan baik jagung, kedelai, padi, ubi kayu dan lain telah membahas sistem perdagangan, regulasinya, kelembagaan tata kelola dan lainnya. Saat ini produk pangan yang banyak peminatnya di pasar luar negeri adalah beras organik. Beras organik Indonesia kini sudah menembus pasar Amerika, Argentina, Peru dan Chili.

Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, rekomendasi ekspor beras tertentu meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2017, telah mengeluarkan permohonan ekspor sebanyak 13 rekomendasi dengan volume ekspor 473 ton ke Australia, Amerika Serikat, Belgia, Italia, Jerman dan Singapura.

Selanjutnya pada tahun 2018 permohonan ekspor meningkat sebanyak 59 rekomendasi dengan volume 1.134 ton ke Australia, Israel, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Turki, Singapura, Hongkong, dan Italia.  Sampai awal Agustus 2019, sebanyak 33 rekomendasi ekspor dengan volume 227 ton telah dikeluarkan Kementan. SY/HMSK