BPP Insana Tengah Timor Tengah Utara Temukan TPMP Pengawetan Jagung

udin abay | Kamis, 05 September 2019 , 12:36:00 WIB

Swadayaonline com - Setiap akhir bulan diadakan pertemuan tingkat BPP sekabupaten Timor Tengah Utara Propinsi NTT yang dibagi dalam 4 (empat) rayon atau sone. Setiap rayon diikuti oleh 6 (enam) BPP. Tujuan pertemuan ini adalah untuk melihat kegiatan penyuluhan yang ada di setiap BPP dan penyampaian informasi terbaru tentang kegiatan dinas, sekaligus penyampaian teknologi penyuluhan untuk diteruskan kepada petani oleh PPL yang di WKPP masing-masing.

Pada pertemuan tingkat BPP sekabupaten Timor Tengah Utara Propinsi NTT rayon III yang dilakukan di Kecamatan Insana Tengah pada tanggal 28 Agustus 2019, yang di hadiri oleh Plt. Kadis Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara Gregorius Ratrigis,SP, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara Chairel Malelak, SP,M.Si, Koordinator PPL Kabupaten dan Kepala BPP dari Enam Kecamatan yaitu BPP Insana Barat, BPP Insana Tengah, BPP Insana Fafinesu, BPP Insana, BPP Biboki Tanpah, dan Biboki Selatan. Pertemuan tersebut selain membahas tentang kegiatan penyuluhan dan program dinas, juga dilakukan penyampaian materi teknologi pengawetan jagung temuan BPP Insana Tengah Pimpinan Bapak Melkianus Lakapu,SP. Teknologi pengawetan jagung ini mereka sebut dengan nama Teknologi Pangan Mengawetkan Pangan (TPMP), dimana mengawetkan jagung dengan menggunakan bahan pangan.

Temuan teknologi sederhana ini, menurut Melkianus Lakapu,SP sebagai Kepala BPP Insana Tengah telah dilakukan uji coba dan mendapatkan hasil yang luar biasa baik terhadap hasil jagung yang diawetkan. Teknologi ini didasarkan pada kearifan lokal masyarakat Pulau Timor yang pada jaman dahulu mengawetkan jagung dengan menggunakan minyak biji pohon kusambi. Dengan minyak biji pohon kusambi ini membuat beberapa bahan pangan menjadi awet dan tahan lama dalam penyimpanan seperti jagung. Kebiasaan masyarakat ini yang membuat BPP Insana Tengah melakukan uji coba penyimpanan jagung.
Teknologi penyimpanan dan pengawetan jagung temuan BPP Insana Tengah pimpinan Bapak Melkianus Lakapu,SP tidak menggunakan biji pohon kusambi tetapi menggunakan kelapa sebagai bahan pengawet. Cara yang dilakukan sangat sederhana yaitu buah kelapa di parut dan disangrai setengah matang atau berwarna kuning dan dicampur dengan jagung kemudian disimpan. Tetapi jagung sebelum dicampur parutan kelapa, jagung harus dijemur setengah hari, sehingga biji jagung agak sedikit panas baru di campur parutan kelapa yang disangrai.

Hasil uji coba menunjukan bahwa biji jagung tetap awet dan tidak ada kerusakan sama sekali atau menjadi fufuk. Hal ini, menurut Bapak Melkianus Lakapu,SP, hama yang biasa membuat jagung rusak seperti Sithophilus tidak bisa menembuh jagung karena adanya bau dan minyak dari kelapa yang melindungi jagung, sehingga jagung tetap awet walaupun telah lama disimpan. Selain itu juga lembaga jagung tetap terjaga sehingga ketika menanam jagung, jagung tetap tumbuh dengan baik. Hasil pengawetan jagung ini juga membuat rasa yang khas bagi jagung ketika digoreng atau dimasak.

Dosis perbandingan untuk kelapa dan jagung menurut Melkianus Lakapu,SP adalah untuk 1 ton jagung menggunakan 15 buah kelapa yang diparut. Hal ini karena jumlah kelapa tersebut sangat pas, sehingga ketika proses pengawetan tidak terlalu banyak kelapa karena membuat bau tengik pada jagung kalau kelapa terlalu banyak.

Bapak Melkianus Lakapu,SP berharap agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang teknologi temuan mereka, karena ini sangat membantu petani jagung di Pulau Timor dan khususnya Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi NTT. Teknologi ini memiliki beberapa kelebihan seperti mengunakan bahan ramah lingkungan, mudah dikerjakan, murah dan sangat aplikatif bagi petani. Semoga temuan ini dapat bermanfaat terutama bagi petani jagung. SY/HSDM