CropLife Indonesia Edukasi Petani Tentang Tata Kelola Penggunaan Produk Perlindungan Tanaman

udin abay | Kamis, 09 November 2017 , 14:05:00 WIB

Swadayaonline.com - Bahaya residu pestisida, sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Tidak sedikit petani yang tidak mengetahui dampak dari pemakaian pestisida yang berlebihan tersebut sehingga dampaknya juga pada turunnya produktivitas hasil pertanian.

CropLife Indonesia organisasi yang konsen dalam perlindungan tanaman, memberikan edukasi tentang tata kelola penggunaan produk perlindungan tanaman kepada petani sayuran di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Balitbangtan, Lembang, jawa Barat. (9/11/2017).

Pada edukasi tersebut, petani diberikan informasi bagaimana pemakaian pestisida yang baik, pemakaian produk-produk perlindungan pertanian, serta bagaimana mengenali produk palsu dan asli. Direktur Eksekutif CropLife Indonesia, Agung Kurniawan mengatakan kunjungan lapang ke Balitsa untuk memberikan ilmu tentang tata kelola kepada petani tentang perlindungan tanaman.

"Banyak petani yang tidak sesuai dalam pemakaian pestisida, ini jadi perhatian kita bahkan pemerintah karena kalau tidak diberikan pemahaman cara pemakaian pestisida yang benar akan berdampak negatif baik bagi manusianya maupun lingkungannya," ujar Agung.

Kepala Tata Usaha Balitsa, Mastur, SP mengatakan pemakaian pestisida yang berlebihan sangat merugikan petani. Karena residu dalam kandungan sayurannya tinggi sekali, sehingga tidak mungkin bisa untuk di eskpor.

Bapak Ukes, petani tomat dari Cikareumbi, Lembang, Jawa Barat, mengatakan selama ini petugas dari perusahaan suatu produk akan memberikan edukasi langsung ke petani tentang bagaimana pemakaian pestisida yang baik dan berimbang.

"Bila terjadi permasalahan pada tanaman seperti hama atau lainnya, kita tinggal telepon satgas perusahaan. Pihak perusahaan bisa memberikan solusi langsung melalui handphone atau bisa juga datang langsung kelapangan," ujar Ukes.

Ukes menambahkan selama ini peredaran produk palsu jarang sekali beredar terutama di daerah Lembang. Menurutnya petani biasanya lebih percaya dan beli produknya ke toko distributor atau R1. "Memang pernah ada sales yang datang langsung ke oetani, tapi biasanya tidak dihiraukan petani. Karena petani biasanya lebih memilih produk yang sudah biasa dipakai atau beli di toko yang sudah dikenal," tambahnya. SY