Menggali Potensi dan Kesuksesan Melalui Talent Mapping

udin abay | Jum'at, 10 November 2017 , 20:33:00 WIB

Swadayaonline.com - “Be yourself” mungkin sudah sering menggaung di telinga kita, namun istilah “menemukan diri sendiri” bisa jadi sampai sekarang masih menjadi tanda tanya pada diri seseorang sehingga nasehat itu masih dianggap mimpi belaka. Bila kita bisa mengetahui potensi diri kita, dan mengetahui siapa dan untuk apa kita diciptakan, maka kita akan menemukan jalan kesuksesan yang hakiki disana.

Dalam rangka menggali dan menemukan potensi diri sedini mungkin pada generasi muda, khususnya untuk mengarahkan bakat yang sudah ada pada tiap diri manusia, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP Ketindan) berinisiasi memberikan ilmu terhadap siswa-siswi SMU khususnya yang sudah duduk dibangku kelas XII yang ada di sekitar wilayah BBPP Ketindan beruoa kegiatan "talents mapping" atau tes temu bakat. Diawali dari SMAN 1 Singosari, Malang dan SMKN 1 Purwosari, Pasuruan.

Kepala BBPP Ketindan, Djajadi Gunawan, menggambarkan metode talents mapping yang diadopsi dari karya Abah Rama Royani, seorang ilmuwan fisika ITB dan telah memiliki 8 perusahaan. Djajadi memotivasi dan menjelaskan secara gamblang kepada siswa-siswi SMU agar melakukan sesuatu sesuai dengan bakatnya, karena dari situlah mereka akan merasa enjoy dalam melakukan segala sesuatu.

"Pada usia dan jenjang pendidikan ini, siswa-siswi dituntut dapat menentukan pilihan hidup akan kemanakah dan akan menjadi apa mereka setelah menamatkan pendidikannya? Apa yang mereka impikan setelah 3, 5, 10 atau 15 tahun ke depan? Jangan sampai mereka salah jalan karena semua tidak diawali dari bakat atau talents yang mereka miliki, karena fakta yang sering terjadi adalah bahwa siswa salah memilih jurusan karena pengaruh orang tua yang ingin anaknya sukses, pengaruh teman atau memilih jurusan yang mudah diterima saja," tegasnya.

Guru bimbingan konseling SMAN 1 Singosari, Wiwik mengatakan, fakta lain membuktikan bahwa hampir 87% Mahasiswa Indonesia Salah Jurusan! Hal tersebut disampaikan oleh Rachmad Faisal Harahap dari Okezone edisi Selasa, 25 Februari 2014 04:09 WIB. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena mahasiswa dan para pekerja umumnya belum mengetahui bakatnya.

Bisa dibayangkan bila seseorang melakukan sesuatu atau bekerja tidak sesuai dengan bakatnya?maka dia akan menjadi stress atau tertekan dengan apa yang dia kerjakan. Akibatnya, hasil yang dicapainya pun tidak akan optimal. John Max Well dalam tulisannya mengungkapkan bahwa orang akan bekerja 8 jam karena gaji, 10 jam karena atasan yang baik dan 24 jam karena seseorang mencintai pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.

Djajadi juga menyampaikan bahwa, bila memaknai istilah bakat secara lebih mendalam, ada 4 kunci penting sehingga seorang dapat menemukan bakatnya, yaitu Enjoy, Easy, Excelent, dan Earn (4E). Ketika seseorang merasa senang (enjoy), mudah (easy) dalam melakukan suatu aktivitas, memperoleh hasil yang bagus (excellent) dan bermanfaat (Earn) maka disitulah seseorang bisa menemukan dirinya yang sesungguhnya atau “gue banget”, tambahnya.

Menurutnya, bila bakat itu terus diasah dan diiringi dengan doa, maka bukan tidak mungkin, bakat itulah yang akan mengantarkan seseorang pada masa depan yang sukses dan bahagia.
Selain sebagai bentuk kepedulian BBPP Ketindan kepada sekitar, hasil talents mapping yang telah diisi oleh masing-masing siswa juga dapat dijadikan masukan bagi pihak sekolah untuk dapat mengarahkan anak didiknya dalam menentukan langkah selanjutnya menempuh pendidikan ke perguruan tinggi maupun yang langsung terjun ke masyarakat agar dapat meraih sukses dan bahagia yang hakiki. (SY/NING)