Maksimalkan Serapan Gabah, Kementan Beri Insentif Angkutan

udin abay | Rabu, 09 Oktober 2019 , 15:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam upaya pengendalian harga gabah agar tidak jatuh, dan memaksimalkan serapan khususnya di wilayah non sentra produksi, Kementerian Pertanian (Kementan) menyediakan insentif angkutan dari wilayah sentra untuk mengisi gudang kosong di non sentra di seluruh wilayah Sulsel.

Demikian dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi pada rapat kordinasi rakor) Serap gabah/beras petani (sergap) Sulselbar di Kantor Divre Bulog, Rabu (9/10/2019).

“Kita berikan biaya penggantian pengangkutan gabah/beras, dan diprioritaskan dari subdivre sentra ke subdivre non sentra,” Ujar Agung. 

Menurut Agung, dengan adanya mekanisme insentif angkutan, diharapkan dapat mengakselerasi penyerapan gabah/beras di wilayah Sulselbar yang hingga kini baru 189 ribu ton atau 65 persen dari target 290 ribu sampai akhir 2019.

Kepala Bulog Divre Sulselbar, M. Attar Rizal menyambut baik inisiasi Kementan tersebut.

"Bantuan insentif ini akan kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung penyerapan gabah/beras," ujar Attar.

Agung berharap serapan gabah/beras masih bertambah, mengingat potensi panen Oktober di Sulsel masih cukup besar mencapai 78 ribu Ha, diantaranya di wilayah Pinrang 11 ribu hektar, Luwu 15 ribu hektar, dan Luwu Utara 10 ribu hektar.

"Optimalkan sergap di bulan Oktober ini di wilayah yang potensi panen masih cukup besar," kata Agung.

Dalam rakor ini, Agung juga mengingatkan masyarakat, tidak perlu khawatir dengan stok beras di musim kemarau seperti sekarang, karena stok sangat aman. Per 8 Oktober 2019 stok beras di Perum Bulog mencapai 2,3 juta ton, melampaui standar cadangan beras pemerintah berkisar 1-1,5 juta ton. Terlebih lagi kegiatan sergap yang terus dilakukan hingga akhir tahun, untuk menjaga stok beras pemerintah tetap aman.

“Dengan kondisi demikian, Pemerintah optimis harga dan pasokan beras sampai akhir tahun bahkan sampai awal 2020 dalam kondisi stabil dan aman. Hal ini didukung data-data harga maupun stok dan pasokan, baik yang ada di Pemerintah, yaitu Perum BULOG, maupun di swasta seperti PIBC yang menunjukkan sampai akhir September 2019 tetap stabil dan aman," tambah Agung.

Agung juga menegaskan keyakinannya kalau harga beras nasional aman dan terkendali.

"Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap gangguan pasokan dan harga beras, mengingat stok beras di Perum BULOG aman, ketersediaan beras di pasaran dalam kondisi cukup dan harga stabil," tegas Agung.

Rakor sergap Bulog Divre Sulselbar dihadiri oleh Kadivre Bulog Sulselbar, Wakadivre Bulog Sulselbar, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sulsel, dan Kasubdivre Bulog se-Sulsel. SY/ARD